Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan curah hujan akibat adanya La Nina. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa berdasarkan prediksi BMKG, La Nina akan terjadi pada level moderat dari November 2021 hingga Februari 2022.
"Berdasarkan evaluasi kejadian La Nina tahun lalu yang intensitasnya serupa dengan kejadian saat ini, lemah hingga moderat, tahun lalu mengakibatkan peningkatan curah hujan dari 20% hingga 70% di atas normalnya yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia," kata Dwikorita dalam Rakornas Antisipasi La Nina yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (29/10).
Baca juga: Aktivitas Masyarakat terus Meningkat, Pola Pengendalian Covid-19 Harus Menyeluruh
Ia mengungkapkan, berbagai wilayah yang berpotensi mengalami peningkatan curah hujan ialah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi Selatan.
Dwikorita menjabarkan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, peningkatan curah hujan 70%-100% pada November 2021 akan terjadi di pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT.
Selanjutnya, pada Desember 2021, peningkatan curah hujan 70%-100% akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali dan NTT. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa pada bulan tersebut Kalimantan berpotensi mengalami kekeringan.
Adapun, pada Januari dampak La Nina akan semakin meluas di seluruh Indonesia, mulai dari Jawa, Bali, NTB, NTT, Sumatra, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sumatra Utara dan Gorontalo.
"Selanjutnya pada Februari nampaknya akan semakin berkurang. Namun perlu diwaspadai pada Februari sering terjadi badai tropis di NTT. Perlu persiapan pada Januari dan Februari ini kemungkinan badai tropis juga akan terjadi seperti tahun lalu," imbau Dwikorita.
Ia meminta pemerintah daerah untuk memerhatikan kondisi cuaca di masing-masing daerahnya. Pasalnya, adanya La Nina tersebut dapat berpotensi meningkatkan curah hujan dan bahkan menurunkan curah hujan secara ekstrem.
"Perlu dicermati dan memonitor informasi BMKG baik dari pusat atau stasiun BMKG di seluruh wilayah Indonesia. Saya minta semua daerah menyiapkan informasi dengan resolusi lebih tinggi," pungkas dia. (OL-6)
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta sejumlah wilayah untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Juli, Agustus, hingga September 2024 mendatang.
Walaupun saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi fenomena La Nina yang dimulai dari Juni hingga November disebut akan membawa peningkatan intensitas curah hujan tinggi
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi penurunan kualitas udara tahun ini tidak akan separah 2023.
Tanpa pengamatan yang tepat, informasi yang disajikan bisa menyesatkan, yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan dan keputusan yang tidak akurat.
Suhu rata-rata global pada Februari 2024 melebihi ambang batas kenaikan suhu bumi 1,5 derajat celsius yang seharusnya boleh dicapai pada 2030.
Menurut BMKG, La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal, sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved