Mendikbud Sarankan Sekolah Borong Buku

PEMERINTAH takkan henti-henti mengimbau para orangtua untuk mengajak anak-anak agar gemar membaca. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan juga mewanti-wanti pihak penyelenggara sekolah agar tidak lagi memikirkan komisi di dalam pengadaan buku, tapi sebaiknya memilih memborong buku yang diminati murid.

Hal tersebut ditegaskan Anies dalam dialog interaktif pada forum Solo Book Fair 2016 di Beteng Vastenberg Solo, kemarin.

Gelaran itu diadakan dalam rangka menyambut Hari Buku Nasional, 17 Mei.

Anies menegaskan, sejak pemerintah mencanangkan Gerakan Indonesia Membaca (GIM) tahun lalu, telah ada pergerakan sadar membaca yang menggembirakan. Dalam riset, pascapencanangan GIM, yakni membaca setiap hari sekitar 15 menit, perpustakaan semakin sering didatangi pembaca.

“Ada peningkatan, yang datang di perpustakaan naik 1.400%,” tukas Anies sembari mengajak pengelola perpustakaan daerah untuk mengganti koleksi buku-buku lama.

Dalam sesi talkshow tersebut, Duta Baca Indonesia Najwa Sihab mengaku sempat stres saat ditunjuk menjadi Duta Baca pada Maret silam.

“Lihat data UNESCO tahun 2012, ketika Eropa bisa menghabiskan 25 buku dalam setahun, dan Singapura serta Jepang 15 buku, sementara Indonesia masih nol buku,” kata Najwa.

Meski sempat stres, pada gilirannya ia menjadi tergugah ketika dalam melaksanakan tugas sebagai duta baca ternyata dia tidak sendiri. Di daerah-daerah, banyak pegiat literasi yang ia jumpai.

Meski gerakannya tidak begitu kentara, yang dilakukan para pegiat literasi itu sungguh luar biasa.

Ia mencontohkan adanya seorang tukang delman di Purbalingga yang mempunyai kuda pustaka.

Setiap hari, ia bersama kuda yang diberi nama Luna terus berkeliling meminjamkan buku-buku kepada anak-anak maupun pemuda dan juga orang tua secara gratis.

“Apa yang saya saksikan ini membuat saya agak pede dan optimistis bahwa minat baca masyarakat akan terus naik,” ujar Najwa. (WJ/H-2)