Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Limbah Merkuri Ancam Kelestarian Lingkungan

M. Iqbal Al Machmudi
09/9/2021 18:40
Limbah Merkuri Ancam Kelestarian Lingkungan
Areal tempat penambangan emas ilegal yang ditutup lantaran beroperasi dengan menggunakan merkuri.(Antara)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menekankan bahwa limbah merkuri sangat berbahaya terhadap kelestarian lingkungan. Pun, dampaknya juga dirasakan mahkluk hidup.

"Merkuri bisa masuk dalam tubuh kita melalui banyak cara. Contoh, laut yang tercemar merkuri, sehingga ikan pun ikut tercemar. Lalu ikannya dimakan, kita juga ikut tercemar merkuri," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Rosa Vivien Ratnawati dalam seminar virtual, Kamis (9/9).

Baca juga: Kurangi Limbah Tekstil dengan Sustainable Fashion

Adapun merkuri merupakan logam berat yang sangat berbahaya, karena bersifat toksik, persisten di lingkungan, bioakumulasi, serta dapat berpindah dalam jarak jauh di atmosfer. Produk yang mengandung merkuri, seperti termometer, tensimeter, amalgam gigi, batu baterai, lampu high pressure, hingga kosmetik ilegal.

Lebih lanjut, Rosa mengatakan dampak merkuri pada tubuh manusia bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf, ginjal, paru-paru, hati, gastrointestial, cacat mental, buta, cerebral palsy, gangguan saraf dan berujung kematian.

Baca juga: Hingga Agustus, Indonesia Hasilkan 19.707 Ton Limbah Medis

Menurut dia, pada dasarnya merkuri tidak bisa dimusnahkan. Hingga saat ini, banyak negara membuang limbah merkuri dengan menyimpan dalam ruangan khusus di bawah tanah.

"Sampai sekarang, belum ada teknologi yang menghapus merkuri dari muka Bumi. Indonesia sendiri menghilangkan merkuri dengan cara diekspor ke Jepang, untuk diolah kebutuhan industri," pungkas Rosa.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya