Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Membalikkan Kekhawatiran Jadi Kebanggaan

Nike Amelia Sari
12/8/2021 06:35
Membalikkan Kekhawatiran Jadi Kebanggaan
Atlet Pencak Silat Niko Andrian Hari Zona(Dok. Pribadi)

BERAWAL dari lingkungan sekolahnya yang menaungi pencak silat, Niko Andrian Hari Zona kemudian tertarik menekuni olahraga tersebut.

Konsistensinya dalam pencak silat kemudian membuahkan hasil manis berupa berbagai prestasi gemilang hingga ke kancah internasional di Aljazair.

Belasan tahun belajar pencak silat, ia mengaku bukan sekadar ilmu bela diri yang ia peroleh. Wah, apalagi, ya? Yuk, kita simak obrolan Muda dengan mahasiswa jurusan manajemen ini via telepon, Senin (9/8).

 

Sejak kapan kamu mengikuti pencak silat?

Saya dari kecil, sejak masih kelas 1 MTs (madrasah sanawiah), memang tertarik pencak silat meskipun keluarga saya tidak ada yang sebelumnya ikut pencak silat. Hobi saya dulu saat kecil suka berkelahi layaknya anak kecil pada umumnya.

Di pondok pesantren saya ada ekskul pencak silat sehingga ketertarikan itu juga datang dari lingkungan saya yang memang cukup banyak ikut pencak silat. Saya ikut perguruan pencak silat Pagar Nusa.

 

Orangtua kamu mendukung saat itu?

Sebenarnya orangtua saya tidak mengizinkan karena mereka khawatir nantinya saya akan cedera atau terluka saat latihan maupun bertanding. Selain itu, karena saya juga dari pesantren, orangtua khawatir nanti aktivitas mengaji dan sekolah akan keteteran.

 

Lalu, kamu membujuk mereka? 

Pada awalnya, saya salah karena saat mendaftar ke pencak silat, saya tidak meminta izin orangtua. Padahal doa dan restu mereka sangat penting. Dulu saya hanya mengikuti kata hati saja.

Pencak silat di Pagar Nusa ini juga ada tingkatannya seperti di sekolah. Saat lulus, saya beri kabar ke orangtua. Ayah tanya, kapan saya ikut pencak silat. Lalu, ayah menanyakan juga berapa biaya pengesahan wisudanya.

Akhirnya, saya ceritakan ke ayah bahwa biaya administrasi pengesahan saat saya lulus di Pagar Nusa itu digratiskan oleh pelatih. Dari sini, ayah sudah bisa menerima ini.

Ibu saya juga selalu mengingatkan saya untuk berhati-hati karena ia khawatir saya akan cedera. Alhamdulillah, hingga saat ini, keduanya mendukung untuk ikut pencak silat, apalagi dengan saya bisa membuktikan jika saya bisa berprestasi di bidang ini.

 

Bagaimana kamu tahu jika pencak silat ini sebagai potensi kamu?

Karena pada awalnya orangtua tidak mengizinkan saya untuk ikut pencak silat karena khawatir saya cedera, tetapi saya ingin mengubah kekhawatiran mereka menjadi hal yang positif.

Oleh karena itu, saya berusaha agar bisa mendalami bidang ini sehingga di luar latihan rutin di perguruan pencak silat pun saya berlatih di rumah dari Youtube. Tekad saya semakin kuat karena ingin seperti idola saya, Hanifan Yudani Kusumah, yang berhasil meraih medali emas di SEA Games 2018.

 

Kamu sendiri sudah pernah ikut kompetisi internasional di Aljazair pada 2019, ya?

Saat itu, pukul 02.00 malam saya dikabari guru saya jika saya akan dikirim ke Aljazair untuk bertanding di Safira Cup. Guru saya mengatakan kesempatan tidak datang dua kali. Saya langsung ambil kompetisi tersebut. Alhamdulillah, saya dapat juara tiga.

 

Di antara sekian kompetisi yang kamu ikuti, mana yang paling berkesan? 

Kompetisi Bappeda di Lampung. Untuk mendapatkan juara satu, saya harus mengalahkan enam orang. Saat itu, saya sudah mengalahkan lima orang dan tersisa satu orang lagi, tetapi saat masuk final, kaki kiri saya cedera cukup parah. Akhirnya, meskipun kaki saya cedera dan berjalan pincang, saya tetap berusaha dan berjuang di sana.

 

Luar biasa, lalu apa target kamu terdekat? 

Saat ini saya mempersiapkan untuk agenda Porprov. Setelah itu, jenjangnya ke pra-POn, lalu ke PON, dan yang terakhir ke SEA Games.

 

Apa yang kamu pelajari selama mendalami pencak silat?

Perguruan pencak silat yang saya ikuti bukan hanya mempelajari ilmu bela diri saja, melainkan juga mempelajari tentang akhlakul karimah, adat, sopan santun, dan lain-lainnya. Selain itu, kami juga banyak yang santri. Jadi, saya bukan hanya dapat ilmu pencak silatnya, melainkan juga ilmu lain.

Selama ikut pencak silat, saya memang tidak tahu ke depannya akan jadi apa, tetapi yang jelas yang saya tanamkan ialah selalu berusaha mengembangkan prestasi saya yang menonjol di pencak silat.

 

Saat ini kamu juga jadi pelatih, ya?

Iya, alhamdulilah. Sebelum menjadi pelatih, saya harus mengikuti materi-materi tentang kepelatihan di Semarang, Jawa Tengah. Selama satu minggu, saya mempelajari bagaimana cara melatih dan teori-teori kepelatihan.

Tingkatannya, kita siswa dengan minimal satu tahun kemudian naik tingkat menjadi anggota. Setelah menjadi anggota, lalu bisa menjadi asisten pelatih. Jika ingin menjadi pelatih cabang, harus mengikuti pelatnas terlebih dahulu.

 

Seperti apa popularitas pencak silat di kalangan remaja yang kamu lihat?

Mungkin tergantung lokasi karena dilihat dari lingkungan saya, kami selaku anak-anak muda di sini cukup banyak yang ikut pencak silat.

 

Bagaimana jika ada orangtua takut mengikutsertakan anak-anak mereka ke pencak silat karena khawatir ada ilmu gaibnya? 

Ketika ada orangtua yang datang menemui saya untuk mendaftarkan anak mereka ke perguruan pencak silat, saya mengatakan jika pencak silat ini memang punya kita, dari Indonesia, jadi mungkin dulu ada yang istilahnya ilmu hitam dan sebagainya, tapi yang sekarang ditanamkan di pencak silat, khususnya Pagar Nusa, ialah prestasi.

Dari berbagai prestasi yang sudah diraih sehingga jenjang kariernya mungkin akan mudah. Saya berikan contoh lewat berbagai pengalaman saya.

Barangkali (kekhawatiran) itu juga disebabkan dulunya mungkin pencak silat ada ilmu kebal bacok, ilmu menghilang, yang membuat banyak orang jadi cukup takut akan hal itu. Menurut saya, lebih baik mereka (calon siswa) diperlihatkan dulu bagaimana pertandingannya, bukan langsung diajarkan ilmu-ilmunya.

 

Terkadang ada juga orang yang ingin mencoba pencak silat, tapi takut atau mandek di tengah jalan. Ada tips? 

Sebelum pandemi, dari saya pribadi sebagai pelatih, terkadang juga ada perasaan bosan dengan rutinitas latihan yang dirasakan para anggota. Saya siasati dalam latihan, terkadang saya membawa anggota ke kolam renang, di peraturan pencak silat memang tidak ada ini. Di kolam renang bukan seru-seruan saja, berenang itu juga melatih pernapasan.

 

Sebagai olahraga bela diri, pencak silat tidak lepas dari insiden. Terbaru, seorang siswa di Tulungagung, Jawa Timur, meninggal saat latihan. Diduga ia mendapat penganiayaan fisik. Bagaimana pendapat kamu?

Pencak silat tentunya juga ada latihan yang cukup keras. Namun, maksudnya kerasnya di sini itu mendidik, jadi tidak hanya pukul-pukulan, tetapi juga harus dipelajari ilmu-ilmunya.

Sebagai pelatih, kami juga akan memberikan arahan sesuai kapasitas anggota masing-masing, seperti anggota yang masih SD tentu kapasitas latihannya akan berbeda dengan yang sudah SMP. Pencak silat ini sangat istimewa, tetapi mungkin ada beberapa oknum yang mungkin terlalu semangat sehingga menjadi seperti itu.

Terkadang ada anak-anak kecil yang sudah menjadi anggota. Mereka punya masalah apa pun itu dan diluapkan di saat latihan, ini yang tidak boleh dan salah. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya