Riset Diharap Dapat Dikomersialisasikan

MENTERI Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) Muhammad Nasir mengungkapkan institusi yang dipimpinnya segera membuat skema baru riset perguruan tinggi (PT) agar hasil penelitian bisa memberikan dampak bagi masyarakat dan dapat dikomersialisasikan.

Rencana skema baru itu, menurut Menteri Nasir, berupa matriks untuk penghitungan kenaikan akreditasi, pangkat dosen, dan komersialisasi hasil riset.

"Saya menyebutnya technology research level dan ini dibagi menjadi tiga bagian penting, yaitu readers level, student, dan new research," tutur Menristek dan Dikti saat mengunjungi Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (23/4).

Readers level, katanya, berupa publikasi lokal dan internasional. "Bagaimana kerja sama mahasiswa dengan negara lain," ucapnya.

Sementara itu, new research ialah hasil riset terbaru yang bermanfaat bagi masyarakat. Dia mencontohkan ITS telah mampu menghasilkan motor listrik yang segera dikomersialisasikan. "UGM juga berhasil menemukan stem jantung (ring) yang sekarang harganya Rp40 juta, tapi produksi UGM cuma Rp5 juta," jelasnya.

Menteri Nasir mengharapkan seluruh PT di Indonesia dapat meningkatkan dua aspek pokok dalam pendidikan tinggi. Kedua aspek pokok itu ialah skill knowledge dan quality worker. "Skill meningkatkan kualitas keterampilan mahasiswa dan pengajar, sedangkan quality di bidang pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa," kata Menteri Nasir.

Kalau hal itu diterapkan, tambah Menteri Nasir, kualitas PT dan lulusan tidak akan kalah dari luar negeri.

Di masa depan, menurut Menteri Nasir, kualitas PT sangat ditentukan riset yang dilakukan. "Dengan riset, suatu perguruan tinggi dihargai." (RO/H-2)