Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Epidemiolog UGM: PPKM Darurat Belum Efektif Turunkan Kasus Covid-19

Atalya Puspa
24/7/2021 20:58
Epidemiolog UGM: PPKM Darurat Belum Efektif Turunkan Kasus Covid-19
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin covid-19 saat vaksinasi massal di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (24/7/2021)(ANTARA/Muhamad Ibnu Chazar)

Pemerintah memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli mendatang. Pasca pelaksanaan PPKM darurat pada 3-20 Juli lalu, epidemiolog UGM, Bayu Satria Wiratama, menilai bahwa penerapan PPKM darurat belum memberikan dampak penurunan jumlah kasus positif covid-19.

“Belum terlihat penurunannya. Kalaupun turun diikuti jumlah tes yang turun juga," kata Bayu dalam keterangan resmi, Sabtu (24/7).

Meski sempat terjadi penurunan, menurut Bayu, angka tersebut lebih disebabkan jumlah sampel yang dites menurun dan itu sudah diakui oleh pemerintah sendiri. Sementara persentase jumlah kasus positif cenderung stabil.

Baca jugaKetum PP Muhammadiyah: Lima Virus Pendidikan Nasional Indonesia

“Kalau jumlah yg dites turun otomatis jumlah kasus turun juga. Bisa dilihat dari positivity rate yang cenderung stabil,” imbuhnya.

Tingginya kasus positif covid-19 dalam dua bulan terakhir ini menurutnya tidak berhubungan dengan efek dari gencarnya program vaksinasi melainkan masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan.

“Bukan karena vaksinnya, karena vaksin aman dan tidak akan menyebabkan sakit covid-19. Yang mungkin terjadi adalah pelaksanaannya yang tidak terkendali dan menyebabkan 5M tidak bisa dijaga,”katanya.

Jumlah kasus yang meningkat menurutnya kemungkinan sudah terjadi sejak lama, namun tidak terpantau karena jumlah testing yang masih minim.

“Kita tidak pernah bisa cukup testing-nya sehingga data yang ada itu tidak mencerminkan yang sebenarnya sehingga mungkin sekali di Juni sudah tinggi kasusnya, namun banyak yang masih undetected. Bahkan, diduga sejak Mei banyak kasus yang tidak terdeteksi sudah ada di masyarakat makanya bisa naik sangat tinggi di Juli,” ungkapnya.

Ia menyarankan agar pemerintah gencar melakukan program vaksinasi supaya herd immunity segera tercapai. Namun, apabila laju vaksinasi harian masih rendah maka target bulan September untuk herd immunity di Jawa Bali akan sulit.

“Laju vaksinasi harian kita masih sangat rendah. Kecuali kita bisa 2 juta sehari,” katanya.

Soal banyaknya kasus kematian pasien  covid-19 yang meninggal di rumah sakit dan isoman di rumah, Bayu mengatakan pemerintah perlu memperbanyak lagi lokasi dan tempat isolasi mandiri terpusat sehingga bisa terpantau dengan baik dan bisa diskrining lebih awal bagi mereka yang mengarah ke gejala yang lebih berat.

“Pasien dengan gejala berat bisa terpantau dengan baik,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya