Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Vaksin Gotong Royong Berbayar, Menkes Sebut Opsional

Dhika Kusuma Winata
12/7/2021 23:55
Vaksin Gotong Royong Berbayar, Menkes Sebut Opsional
Vaksinasi(Antara)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara terkait polemik vaksin gotong royong berbayar yang pelaksanaannya ditunda. Budi menyatakan vaksin berbayar itu sifatnya opsional. Pemerintah, kata dia, hanya ingin membuka opsi seluasnya bagi berbagai kalangan yang ingin melakukan vaksinasi.

Hal itu disampaikannya seusai rapat terbatas dipimpin Presiden Jokowi, Senin (12/7).

"Vaksin gotong royong di ratas tadi ditegaskan bahwa vaksin gotong royong ini merupakan opsi jadi apakah masyarakat bisa mengambil atau tidak, prinsipnya pemerintah membuka opsi yang luas bagi masyarakat yang ingin mengambil vaksin gotong royong, baik melalui perusahaan maupun melalui individu," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (12/7).

Budi menyebut ada perusahaan-perusahaan yang ingin mendapat vaksin gotong royong namun belum bisa masuk melalui program Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Vaksin gotong royong berbayar, kata Budi, bisa menjadi opsi bagi perusahaan-perusahaan tersebut.

Kemudian, kata Budi, vaksin berbayar itu juga bisa menjadi opsi oleh warga negara asing atau WNA yang tinggal di Indonesia. Menurutnya, kelompok WNA yang sudah tinggal dan bekerja di Indonesia juga ingin mengakses vaksin namun sejauh ini belum ada opsi yang memungkinkan.

"Warga negara asing yang juga sudah tinggal di Indonesia sudah berusaha di Indonesia, beraktivitas di bidang seni atau di bidang kuliner, misalnya, mereka ingin mendapatkan akses ke vaksin gotong royong itu juga bisa mendapatkan akses," ucapnya.

Budi menegaskan vaksin gotong royong berbayar akan dimulai ketika program vaksin pemerintah sudah berjalan masif. Dia menyebut beberapa bulan ini Indonesia akan kembali mendapat puluhan juta dosis vaksin sehingga percepatan untuk vaksinasi program pemerintah juga terus dilakukan.

"Ini juga akan dimulai di saat vaksin pemerintah mulai masif jumlahnya. Kita bulan ini akan dapat 30 juta (dosis), bulan depan 40 juta dan seterusnya 50 juta sehingga benar-benar akses masyarakat yang lain akan besar. Masyarakat yang ingin mengambil opsi yang lain juga tersedia sehingga opsinya semuanya tersedia," kata Budi.

Seperti diberitakan, PT Kimia Farma selaku pelaksana vaksin gotong royong berbayar menunda dibukanya vaksinasi berbayar yang sedianya mulai hari ini, Senin (12/7). Alasannya, Kimia Farma masih ingin memperluas sosialisasi program tersebut. (OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya