Kesenangan untuk Berbagi

LINGKUNGAN rumah yang sejuk dan asri di wilayah Ciumbuleuit tak membuat Wuri berdiam diri menikmati apa yang tersaji. Perihal tumpukan sampah yang menjadi persoalan di salah satu bagian daerah Bandung membuat dirinya terpikir untuk membangun tempat pengelolaan kompos.

Wuri membangun rumah kompos di seberang rumahnya. Dana pembangunan dan pengelolaan, kata Wuri, berasal dari hibah almarhum suaminya yang menginginkan tabungannya bermanfaat untuk kegiatan sosial.

Setiap hari, warga sekitar menaruh dua kantong plastik hasil pemilahan sampah organik dan nonorganik. “Komposnya bagi-bagi ke tetangga sekitar saja. Saya yang bingung mengolah limbah elektronik, belum tahu ada perusahaan yang bisa mengolah atau tidak. Nggak pungut uang, nikmat berbagi membuat saya lega dan berpikir positif,” ujar Wuri yang mengaku kepeduliaannya terhadap masalah sosial juga menurun pada sang anak.

Perempuan yang kini mengabdi pada lembaga Komite Akreditasi Nasional (KAN) itu mengatakan salah satu anaknya menjadi pengacara yang membela pemilik paten yang haknya dirampas. Hal tersebut, kata Wuri, tidaklah mudah. Ada satu perjuangan guna mendapatkan kembali apa yang dimiliki oleh seseorang. Pun dengan anak pertamanya, yang berkecimpung di dunia teknologi, menciptakan metode pengajaran berbasis digital yang menarik.

Sementara itu, anak bungsunya masih menimba ilmu di jurusan komunikasi, tapi sudah gencar melakukan kegiatan untuk kaum duafa. Ia selalu menekankan kepada anak-anaknya untuk terus berusaha dan berkarya, membuktikan Indonesia itu mampu bersaing.

“Saya harap ada wakil Indonesia lagi yang lolos dan bisa menjadi bagian dari OPCW,” pungkasnya. (Wnd/M-2)