Berlomba Membuat Tamiang dari Sampah Kemasan

BALI merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kental dengan ritual keagamaan dan budayanya. Salah satu kegiatan ritual yang dilakukan masyarakat Hindu Bali berupa pembuatan sarana persembahyangan (Banten).

Ciri khas sejumlah sarana yang digunakan dalam ritual, seperti tamiang, endongan, ter, atau pun sampian gantung. Sarana paling khas dan paling simbolik dalam perayaan Kuningan ialah tamiang. Tamiang kerap dimaknai sebagai simbol perlindungan diri yang berbahan dasar ental.

Melihat hal tersebut, Garuda Ting Ting turut mendukung dalam melestarikan kearifan lokal budaya Indonesia, dengan menggelar program ‘Kreativitas Tanpa Batas bersama Garuda Ting Ting’ bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kota Denpasar.

Garuda Ting Ting dengan jargon ‘Satu, Mana Cukup!’ merupakan salah satu produk GarudaFood Group kategori confectioneries berbahan dasar kacang dan gula yang manis, gurih, dan renyah serta dapat dijadikan penganan dalam acara seremonial keagamaan.

Sebagai produk snack asli Indonesia, Garuda Ting Ting ingin menjadi bagian dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali dan ikut peduli terhadap tanggung jawab lingkungan.

Caranya, dengan mengedukasi pemanfaatan kembali plastik kemasan produk untuk dikelola secara efektif sehingga menghasilkan barang berguna dan bernilai ekonomi, yaitu dengan membuat tamiang.

Rangkaian program ‘Kreativitas Tanpa Batas bersama GarudaTing Ting’ ini telah disosialiasikan dan dilaksanakan sejak Februari hingga April 2016, dengan melibatkan komunitas ibu-ibu dalam wadah organisasi PKK di Desa/Banjar Pakraman, Kabupaten Tabanan dan Badung yang diketuai oleh Selly D Mantra selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar sekaligus Ibu Wali Kota Denpasar.

Puncak dari rangkaian acara dilaksanakan di Wantilan pada Sabtu (16/4) dibuka oleh Ibu Wali Kota Denpasar didampingi oleh Ketua Wanita Hindu Dharma, Bintang Puspayoga (istri Menteri Koperasi dan UMKM), dan Regional Head Garuda Food Group Arif Pujianto .

Acara ini menghadirkan 43 kelompok dari komunitas ibu-ibu PKK se-Kota Denpasar, dan setiap kelompok terdiri atas tiga orang yang berkompetisi membuat kreasi berupa tamiang.

"Kegiatan ini merupakan suatu hal yang positif untuk mengembangkan kreativitas masyarakat Bali khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas PKK se-Kota Denpasar. Selain itu kegiatan ini juga turut mendukung semua program pemerintah seperti penanganan sampah” ujar Arif Pujianto dalam siaran persnya, Minggu (17/4).

Program ini diharapkan mampu mengembangkan kreativitas ibu-ibu PKK di wilayah-wilayah Bali tidak hanya membuat tamiang, tapi juga menjadi salah satu kegiatan wirausaha dengan mengolah sampah plastik kemasan menjadi sebuah produk bernilai ekonomi. (RO/OL-5)