Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENELITI Pusat Sains Antariksa (Pussainsa), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang mengonfirmasi unggahan di akun instagram @Gunarto_Song. Pada Kamis (27/5) silam, ia sedang melakukan pemotretan "long exposure" Gunung Merapi.
Tiba-tiba, muncul cahaya berkelebat berwarna kehijauan yang menjulang vertikal ke langit. "Fenomena ini pun juga dikonfirmasi melalui pantauan CCTV Merapi dari Pos Kalitengah Kidul yang mendapatkan momen tersebut di waktu yang sama berupa kilatan cahaya berpendar selama beberapa detik," ungkap Gunarto disadur dari edukasi.sains.lapan.go.id, Sabtu (29/5)
Berdasarkan data international Meteor Organization (IMO) yang diakses dari http://imo.net, dalam Mei ini setidaknya terdapat dua hujan meteor yang sedang aktif, khususnya ketika cahaya kehijauan tersebut diabadikan dengan kamera pada Kamis (27/5) silam, yaitu Hujan Meteor Eta Aquarid (031 ETA) dan Hujan Meteor Arietid (171 ARI).
Hujan meteor 031 ETA aktif sejak 19 April hingga 28 Mei. Puncaknya terjadi pada 6 Mei Pukul 03 UT dengan intensitas 50 meteor perjam ketika di Zenit. "Kelajuan meteor mencapai 66 kilometer per detik. Hujan Meteor ini dapat
disaksikan ketika malam hari dengan titik radian (titik kemunculan hujan meteor) berada di dekat konstelasi Aquarius.
Sementara itu, hujan meteor 171 ARI aktif sejak 14 Mei hingga 24 Juni. Puncaknya terjadi 7 Juni dengan intensitas 30 meteor perjam ketika di Zenit. Kelajuan meteor mencapai 38 kilometer per detik. "Hujan meteor Ini dapat disaksikan ketika siang hari dengan titik radian berada di dekat konstelasi Aries," kata dia.
"Dari dua data ini, bisa diduga bahwa kilatan cahaya kehijauan yang muncul di dekat gunung Merapi mungkin terkait dengan aktivitas hujan meteor," kata dia.
Hujan meteor merupakan meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak sehingga dari permukaan bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun. Hal inilah yang disebut sebagai hujan meteor. Hujan meteor secara singkat dapat terjadi karena meteoroid (batuan-batuan kecil di sekitar orbit Bumi) memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Peristiwa jatuhnya meteor adalah peristiwa astronomi yang biasa terjadi dan tidak ada hubungannya dengan apapun tentang Gerhana Bulan Total yang baru saja terjadi Rabu silam (26/5), sehari sebelum dipotretnya kilatan cahaya kehijauan di Merapi maupun sesuatu tentang aktivitas Merapi. Fenomena meteor disebabkan oleh tertariknya meteoroid yang terpengaruh oleh gravitasi sehingga jatuh dan terbakar.
Warna pijar meteor yang terbakar sangat tergantung kandungan unsur yang mendominasi batuan tersebut. Warna biru kehijauan (cyan) berasal dari Magnesium, Kalsium ditandai dengan warna violet, dan Nikel ditandai dengan warna hijau yang bersinar. Sedangkan warna merah kemungkinan besar berasal dari Oksigen dan Nitrogen yang berada di atmosfer Bumi. Mengingat cahaya yang dipancarkan berwarna kehijauan, besar kemungkinan meteor yang jatuh di sekitar Merapi ini didominasi oleh unsur Magnesium.
Terkadang, meteor dapat menyisakan batuan saat sampai permukaan Bumi, yang dinamakan Meteorit. "Jika memang Meteor Merapi ini masih menyisakan meteorit, kira kira dimana jatuhnya?" tanya dia.
Perkiraan menggunakan metode paralaks sederhana menyimpulkan, kemungkinan sekiranya terdapat meteorit, lokasi jatuhnya justru bukan berada di lereng Merapi melainkan agak di sekitar puncak Merbabu. Hal ini ditandai dengan posisi kilatan cahaya yang nyaris vertikal menjulang ke langit.
Ia berargumen, kilatan cahaya yang secara visual tidak terlalu besar dan ditambah pula dengan tidak adanya ledakan. Meteor yang jatuh diperkirakan tidak terlalu besar, setidaknya berukuran seperti kerikil dan bisa jadi habis terbakar di atmosfer.
Ia juga berpesan, bagi yang menemukan benda antariksa di sekitar lokasi jatuhnya meteor, masyarakat dapat menghubungi pihak yang berwajib dan diimbau agar tidak berada di dekat benda tersebut. (OL-13)
Baca Juga: Puing Roket Tiongkok Long March-5B Jatuh di Samudra Hindia
Menyikapi perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, Pemerintah Kabupaten Sleman segera mengambil berbagai langkah antisipatif.
Senin (22/7) pukul 04.04 WIB, BPPTKG Yogyakarta melaporkan terjadinya awan panas guguran dari Gunung Merapi.
Sebanyak 43 guguran lava dari Gunung Merapi terjadi selama 12 jam.
WARGA lereng Gunung Merapi di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu malam (6/7/2024), menggelar tradisi sesaji kepala kerbau dalam peringatan malam tanggal satu di Bulan Suro.
Sistem peringatan dini untuk mengantisipasi dampak bencana banjir lahar dingin pascaerupsi Gunung Marapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Provinsi Sumatra Barat.
Selama periode 12 jam dari hari Selasa hingga Rabu, Gunung Merapi mengalami 22 kali guguran lava yang semuanya mengarah ke barat daya.
DI dunia astronomi, selain meteor terdapat juga meteoroid dan meteorit. Lalu, apa perbedaan antara meteoroid, meteor, dan meteorit? Berikut penjelasannya.
HUJAN meteor Perseid mewarnai langit pada Sabtu, 12 Agustus 2023 hingga Minggu, 13 Agustus 2023 dini hari. Berikut fakta-fakta ilmiahnya.
Pembahasan kita kali ini akan dibatasi pada benda langit yang memberi banyak pengaruh terhadap kehidupan di Bumi. Apa saja itu? Yuk belajar benda langit dalam Tata Surya.
Quarantid ialah fenomena langit yang terjadi tiap tahun sejak 26 Desember hingga 16 Januari. Biasanya puncak dari fenomena ini akan terjadi pada 2-3 Januari.
Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya.
Setelah diteliti, batu ruang angkasa itu mengandung air yang sangat mirip dengan komposisi kimiawi air yang ditemukan di Bumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved