Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
POTENSI gempa bumi akibat Sesar Lembang mengundang kekhawatiran warga Jawa Barat, khususnya Bandung.
Sebab, gempa bumi yang ditimbulkan berpotensi memiliki magnitudo besar dan menyebabkan kerusakan. Diketahui, Sesar Lembang merupakan salah satu dari lima sesar aktif di wilayah Jawa Barat. Lainnya ialah Sesar Cimandiri, Sesar Cipamingpis, Sesar Garsela dan Sesar Baribis.
Sesar aktif ini dalam artian bisa menghasilkan gempa bumi, serta memiliki bukti terjadi gempa di ribuan tahun sebelumnya.
Menurut Iyan Haryanto Dosen Fakultas Teknik Geologi UNPAD, sebenarnya terdapat banyak sesar di Jawa Barat yang tak bisa lepas dari subduksi atau zona sebagai akibat pergerakan lempeng tektonik konvergen.
Baca juga: BMKG Minta Masyarakat Waspadai Gempa Sesar Lembang
"Kalau kita lihat beberapa kilometer dari pantai selatan Jawa, ada zona subduksi. Ini mengakibatkan gempa tektonik di Pulau Jawa, yang kemudian berpengaruh pada keaktivan sesar yang ada di atasnya," jelas Iyan dalam diskusi virtual, Kamis (4/2).
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa subduksi sebagai pemicu gempa. Kalangan peneliti juga menyatakan kedalaman zona subduksi ini berbeda-beda. Semakin ke utara dan ke Pulau Jawa, subduksinya semakin dalam. Sehingga, gempa di selatan Jawa relatif dangkal.
Lalu, di bagian tengah gempa yang dirasakan berskala menengah. Adapun gempa di laut wilayah Jawa tergolong gempa dalam. Sejumlah sesar di Jawa Barat terdapat di bagian basemant, berikut di cekungan sedimen. Bahkan, ada yang naik ke atas sedimen.
Baca juga: Sesar Lembang Masih Aktif, BMKG Monitor Sejak 1963
Sesar Lembang juga merupakan sesar yang terbilang kecil, yakni sekitar 29-40 km. "Sesar Pelabuhan Ratu lebih dari 100 km. Sesar Lembang itu sebenarnya sesar yang secara regional itu terkecil di antara sesar lainnya," imbuh Iyan.
Di lain sisi, Mudrik R. Daryono dari Pusat Penelitian Geotknologi LIPI berpendapat Sesar Lembang dengan panjang 29 km mampu menghasikan gempa bumi 6,5-7 SR, dengan kecepatan pergeseran 1,95-3,45 mm/th.
"Sebuah gempa itu memiliki siklus ketika pernah terjadi gempa. Maka akan terjadi gempa lagi di sesar yang masa. Siklus gempa bumi berulang adalah 170-670 tahun. Gempa bumi pernah terjadi di abad ke-15 dan 60 Sebelum Masehi," papar Mudrik.
Hal itu dapat diketahui lewat penelitian dengan menelaah paritan sesar. Serta, mencari karbon yang kemudian diteliti oleh Accelatator Mass Spectrometry Radio Carbon Dating di Florida. Sehingga, bisa mengetahui umur arang yang memperesentasikan lapisan atau historik gempa bumi.(OL-11)
DATA BMKG menyebut Kota Bandung Jawa Barat (Jabar), merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana cukup tinggi karena adanya Sesar Lembang yang aktif.
Sejumlah warga di wilayah Lembang Kabupaten Bandung Barat terkejut oleh suara dentuman dan getaran yang terasa di dalam bumi, memunculkan dugaan akan adanya gempa bumi.
Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan dalam hal bencana gempa karena berada di kawasan cincin api (ring of fire). Namun, kesiapan masyarakat Jepang terhadap bencana lebih mumpuni.
Gempa Turki, kata Dwikorita, selain sanggup memecahkan hampir seluruh segmen Anatolia Timur juga memicu gempa di jalur sesar yang lain, yang ada di dekatnya.
CEKUNGAN Bandung merupakan daerah dengan potensi kebencanaan cukup tinggi, salah satunya adalah gempa yang diakibatkan sesar atau patahan.
93 bangunan sekolah berada di zona bahaya rawan gempa bumi tektonik akibat sesar aktif Lembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved