Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
COVID-19 masih menjadi fenomena yang diselidiki oleh tim di luar negeri maupun di Indonesia. Masih banyak hal yang menjadi pertanyaan, salah satunya adalah berapa lama seseorang mengalami sindrom pascacovid atau long Covid.
Long Covid adalah suatu kondisi seseorang masih mengalami gejala Covid-19, meski sudah dinyatakan negatif dari virus tersebut. Berdasarkan data Office for National Statistics (ONS), satu dari lima pasien Covid-19 mengalami gejala selama lima minggu atau lebih.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI Agus Dwi Susanto mengatakan, ada bebagai teori hipotesis di dalam ilmu kedokteran, yang mungkin memberi alasan penyebab lamanya orang mengalami long Covid itu berbeda-beda.
Hal itu tergantung severity atau beratnya seseorang itu tekena Covid. Bila pasien mengalami derajat severity yang berat sampai kritis, masuk ICU, diventilator, dirawat sampai satu bulan, biasanya sudah mengalami proses kerusakan organ yang cukup luas.
"Mulai dari paru, jantung, sampai ke ginjalnya, sering ada komplikasi karena infeksi COVID itu. Pada kondisi ini, kecenderungan long Covid yang muncul bisa lebih lama,” ucap Agus dalam diskusi virtual bertema Kenapa Penyintas Bisa Mengalami Long COVID?, Jumat (22/1).
Baca juga : 132 Ribu Tenaga Kesehatan Sudah Divaksinasi
Orang dengan derajat severity yang berat, memiliki kerusakan jaringan lebih luas. Sehingga, sequelae atau gejala sisanya akan lebih lama. Bahkan, mungkin bisa saja menetap pada pasien.
Teorti yang kedua tentang penyebab lamanya orang mengalami long COVID, yaitu tergantung komobid atau penyakit penyerta yang dialami seseorang ketika mengidap Covid-19.
“Tentu berbeda kalau pasien itu tidak memiliki komorbid dengan yang memiliki komorbid. Ketika infeksi Covid yang memiliki komorbid, cenderung memiliki gejala sisa yang menetap akibat Covid. Itu dua hal paling umum yang menjelaskan kenapa orang bisa long Covid ada yang cepat, ada yang lama. Tergantung severity dan komorbiditas,” ungkap Agus.
Efek yang ditimbulkan saat mengalami long Covid beragam, mulai dari delirium, sakit kepala, hingga halusinasi. Hal itu bisa terjadi karena virus menempel di reseptor ACE2 yang ada di pembuluh darah otak. Maka, menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat atau sistem otak.
“Bahkan, ada gangguan daya ingat. Saya punya teman sejawat yang pasca COVID itu dia sama sekali enggak ingat ketika dia dirawat. Itu salah satu (efek) long COVID, gangguan daya ingat,” pungkas Agus. (RO/OL-7)
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Dari pemilihan Donald Trump hingga Pandemi global Covid-19, berikut adalah beberapa prediksi kartun The Simpson yang sudah lama tayang dan jadi ada di dunia nyata.
TINGGINYA nilai jatuh tempo utang di 2025 disebabkan dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk memenuhi kebutuhan yang menggelembung saat Indonesia dilanda pandemi covid-19
SAYA mengikuti Global Health Security Conference (Konferensi Ketahanan Kesehatan Global) di Sydney, Australia, 18 sampai 21 Juni 2024
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved