Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KANKER paru umumnya dipicu oleh faktor risiko. Hal itu diungkapkan Prof Elsina Syahruddin, pakar spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat memaparkan kanker paru di Indonesia dalam sesi Lung Cancer Comprehensive Care (LIVE) Indonesia 2020 yang diadakan oleh Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) bekerjasama dengan The Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta didukung Roche Indonesia, Sabtu (19/12).
Elsina menjelaskan faktor yang menjadi pemicu kanker paru yaitu merokok, polusi, karsinogen, dan penyakit paru kronis. Namun sayangnya hal itu sering luput dari perhatian, sehingga pasien kanker paru tidak bisa diselamatkan. Kematian pasien kanker paru kebanyakan kematian prematur atau belum menjalani pengobatan tuntas namun nyawa tidak bisa diselamatkan. Untuk itu keluarga maupun orang yang memiliki faktor risiko harus bisa melakukan deteksi dini.
"Jadi cara gampang dalam mendeteksi dini kanker paru itu apabila dokter umum saat memeriksa pasien, tanyakan apakah ada riwayat merokok, bekerja di tempat berisiko berpolusi atau mengandung karsinogen seperti zat kimia. Punya riwayat sakit paru. Hal-hal seperti itu bisa menjadi pemicu. Langkah cepatnya segera dikendalikan. Paling banyak masalah merokok di Indonesia ini, jadi kendalikan merokok," terangnya.
Apalagi bila ada keluarga yang memiliki riwayat kanker, orang yang perokok harus mewaspadainya. Diakui Elsina, rata-rata pasien kanker paru datang ke dokter dalam keadaan stadium lanjut karena ketidaktahuan mendeteksi dini faktor risiko penyebab kanker paru.
"Perjalanan penyakit menjadi kanker itu cukup lama. Butuh bertahun-tahun untuk menjadi kanker. Maka bila Anda memiliki faktor-faktor risiko tersebut harus dikendalikan. Harus dikontrol agar mencegah tidak menjadi kanker," tukasnya.
Elsina menambahkan selain rokok, minuman beralkohol juga bisa memicu kanker. Dari data Globocan 2018 disebutkan perokok tertinggi di kawasan Asia, yakni Tiongkok menduduki posisi nomor satu disusul India dan Indonesia. Artinya, lanjut Elsina pada 10 tahun ke depan masalah kanker paru belum bisa dituntaskan apabila faktor risiko belum bisa dikendalikan.
"Akhirnya yang terjadi, kebanyakan di usia produktif sudah terpapar kanker paru karena gagal melakukan pengendalian faktor risiko," tambahnya.
Sebelumnya Direktur Pelayanan Ksehatan Rujukan Kementerian Kesehatan, Rita Rogayah mengatakan saat ini kanker paru menduduki posisi pertama, disusul kanker kolorektal, dan ketiga adalah kanker hati. Di Indonesia, pengidap kanker paru sekitar 30 ribu pada 2018 dan meninggal dunia mencapai 26 ribu orang dengan jenis kelamin mayoritas laki-laki. Pembiayaan dengan BPJS Kesehatan pun cukup tinggi. Dari data 2017, pembiayaan untuk pengobatan kanker secara menyeluruh melalui BPJS Kesehatan mencapai Rp3,1 triliun dan meningkat pada 2018 menjadi Rp3,4 triliun.
"Ini harus menjadi perhatian bagaimana mengendalikan penyakit kanker. Penanganannya harus komprehensif dan mengutamakan keselamatan pasien. Selain itu, deteksi dini juga menjadi hal utama untuk mencegah seseorang terkena kanker," ujar Rita Rogayah.
Diakui Rita bahwa sebaran dokter spesialis kanker maupun rumah sakit yang memiliki layanan onkologi belum merata terutama di daerah-daerah. Hal ini menjadi tantangan bagi Kementerian Kesehatan di masa-masa mendatang.
"Kanker menduduki nomor tiga dalam data pembiayaan BPJS Kesehatan. Artinya jumlah orang terkena kanker di Indonesia cukup besar. Ini yang harus segera dilakukan untuk bisa membuka layanan kesehatan onkologi di rumah sakit-rumah sakit di seluruh Indonesia," harapnya.
baca juga: Transmisi Virus tidak lewat Makanan Beku
Acara webinar selama dua hari, 19-20 Desember ini dibuka oleh Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Prof Aru W Sudoyo. Dalam sambutannya Prof Aru menyampaikan bahwa pandemi covid-19 menjadi tantangan bagi penanganan pasien kanker paru. Sebab pasien kanker paru tetap harus membutuhkan kontinuitas penanganan yang komprehensif, tepat waktu dan optimal. Webinar ini, lanjut mengajak kolaborasi tenaga ahli dari lintas disiplin dalam penanganan perjalanan kanker paru mulai dari diagnosis hingga pengobatan yang berpotensi untuk meningkatkan hasil perawatan pasien.
Data dari Globocan 2018 menyebutkan kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker. Sepanjang tahun 2018, 1,8 juta jiwa di dunia meninggal akibat kanker paru dan di Indonesia 26.095 orang meninggal akibat kanker paru. Sementara itu, lebih dari 30.023 penduduk Indonesia didiagnosis kanker paru setiap tahunnya. (OL-3)
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Umumnya tomat ini biasa dijadikan lalap atau bisa juga dibuat jus hingga salad. Namun dari semua cara tersebut tomat memiliiki segudang nutrisi yang baik untuk tubuh.
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Ada kekhawatiran tentang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dan dampaknya terhadap kesehatan. Berikut daftar ponsel dengan radiasi paling tinggi
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang. Sebanyak 7,4 persen di antaranya merupakan perokok anak berusia 10-18 tahun.
Harga rokok yang terjangkau dan penjualan rokok batangan membuat rokok menjadi mudah diakses oleh anak-anak
Pemerintah perlu memperketat iklan rokok untuk mengurangi peningkatan produksi rokok setiap tahunnya. Iklan rokok saat ini masih masif terutama di media-media sosial.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara agar melarang rokok dan vape di sekolah demi melindungi generasi muda.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengatur iklan rokok karena banyak anak muda tanpa disadari merokok karena terpapar iklan rokok
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved