Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Vaksin Merah Putih Masuk Uji Praklinis Bulan November

Atalya Puspa
25/10/2020 19:15
Vaksin Merah Putih Masuk Uji Praklinis Bulan November
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/(ANTARA/Dhemas Reviyanto)

Kepala Lembaga Biomolekuler Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan, hingga saat ini, perkembangan vaksin merah putih kini telah mencapai 50%. Adapun, pada November mendatang ditarget akan dilakukan uji praklinis, yakni penyuntikan vaksin terhadap hewan.

"Saat ini kami masih di sekira 50% dari skala laboratorium. Tahapannya masih menunggu ekspresi rekombinan dari sel-sel mamalia dan sel ragi. Bulan depan diharapkan akan dilakukan uji kepada hewan," kata Amin kepada Media Indonesia, Minggu (25/10).

Amin mengungkapkan, hingga saat ini pengembangan vaksin yang dilakukan Eijkman berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

Baca juga: Epidemiolog Sarankan Vaksin Influenza saat Musim Penghujan

"Hambatan teknis gak ada. Tapi masih menunggu selnya tumbuh, virusnya tumbuh. Harapannya, akhir tahun selesai, dan awal tahun diserahkan ke PT Bio Farma.

Amin menyatakan diperkirakan sebanyak 175 juta penduduk Indonesia harus mendapatkan vaksin covid-19. Adapun, setiap orangnya akan mendapatkan 2 dosis vaksin. Dengan demikian Indonesia membutuhkan 350 juta dosis vaksin.

"Kalau kita bisa menyediakan 1 juta dosis perminggu, maka kita butuh 350 minggu atau 7 tahun program vaksin covid-19," ungkapnya.

Dengan demikian, pihaknya harus membuat skala prioritas kelompok yang mendapatkan vaksin. Adapun, kelompok-kelompok yang menjadi prioritas yakni tenaga kesehatan, orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus, dan juga orang-orang dari hasil kontak tracing.

Amin menyadari, bahwa semua orang tentu mengharapkan kehadiran vaksin. Namun begitu, Ia menegaskan bukan berarti saat vaksin ditemukan pandemi dinyatakan selesai.

"Tidak berarti vaksin tersedia pandemi selesai. Kita belajar dibutuhkan waktu 200 tahun untukembuat dunia ini bebas cacar. Tapi kita harap tidak perlu waktu selama itu. Intinya, meskipun ada vaksin, kita harus tetap terapkan 3M," tandasnya.

Di samping mengembangkan vaksin dalam negeri, Indonesia juga tengah melakukan uji klinis fase III vaksin covid-19 yang diimpor dari perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac. Adapun, saat ini sebanyak 1.071 relawan vaksin covid-19 telah mendapatkan suntikan kedua.

"Selain itu kita juga lakukan pengambilan darah dari relawan yang sudah disuntik dua kali untuk mulai mengukur apakah sudah terbentuk antibodi dalam tubuhnya," kata Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.

Honesti berharap, uji klinis tahap III ini dapat dilaporkan hasilnya pada Januari mendatang kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Tujuannya, agar Badan POM dapat segera mengeluarkan emergency use authorization untuk vaksin covid-19 di Indonesia.

"Sampai saat ini kita belum mengalami kendala berarti dalam tahap uji klinis ini. Kita harap uji klinis berjalan lancar, jangan sampai ada hal-hal yang membuatnya terpaksa diberhetikan," tuturnya.

Adapun, saat ini kata Honesti, tim dari PT Bio Farma, Badan POM, dan Kementerian Kesehatan tengah mengunjungi pabrik pembuatan vaksin di Tiongkok untuk mastikan keamanan produksinya.

"Jadi harapannya untuk semua vaksin yang masuk ke Indonesia sudah melalui proses rangkaian berkualitas. Yang penting adalah harus mampu memenuhi kriteria safety, efikasi, dan halal," ucapnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya