Earth Hour Fokus Ubah Perilaku, bukan Turunkan Beban

PEMADAMAN listrik selama 1 jam pada Earth Hour Sabtu (19/3) mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WIB ternyata belum menurunkan beban berarti bila dibandingkan dengan hari dan waktu yang sama di setiap Sabtu-Minggu.

Namun, PLN senantiasa mendorong pelanggan untuk menghemat listrik, tidak hanya saat pelaksanaan Earth Hour, tetapi menjadikan perilaku hemat listrik sebagai budaya sehari-hari.

"Kami tetap optimistis saat ini masyarakat mulai menyadari penghematan energi. Earth Hour merupakan momentum strategis untuk mengingatkan masyarakat agar lebih menghemat energi guna berperan serta dalam meminimalisasi perubahan iklim yang terjadi," ujar Manajer Senior Hubungan Publik PLN Agung Murdifi, saat dihubungi, kemarin.

"Hemat listrik tidak akan mengurangi kenyamanan kita, misalnya, menggunakan AC dilengkapi timer, menggunakan lampu dan alat elektronik hemat energi, menggunakan bak penampung air supaya pompa air tidak sering mati nyala, dan lain-lain," tambah Agung.

Di sisi lain, Koordinator Earth Hour Indonesia Galih Aji Prasongko menyatakan penurunan konsumsi energi pada saat Earth Hour memang bukan menjadi fokus yang utama.

"Earth Hour kali ini lebih menekankan perubahan perilaku boros energi dan tidak ramah lingkungan menjadi hemat energi di masyarakat," ujarnya.

Namun demikian, tambah Galih, beberapa pemerintah daerah lewat dinas sumber daya mineral dan energi setempat ada yang menargetkan penurunan beban energi.

"Kami belum menghitung, tapi yang jelas dukungan dari pemda menunjukkan ada target dari mereka," terangnya.

Di tempat terpisah, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor kembali mendesak PLN untuk segera mengatasi kondisi krisis listrik di wilayah itu yang dinilai sangat merugikan masyarakat dan perekonomian daerah.

Menurutnya, Kalsel dan Kalteng bahkan sudah sering mengalami Earth Hour.

Hal itu lantaran seringnya pemadaman bergilir listrik oleh PLN.

Persoalan krisis listrik menjadi bahasan utama Forum Gubernur se-Kalimantan yang mendesak adanya interkoneksi sistem kelistrikan wilayah Kalimantan.