Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkenalkan jenis baru (udang-udangan) Bathynomus raksasa yang pertama kali ditemukan di laut Indonesia.
Binatang yang dijuluki sebagai kecoak laut raksasa tersebut ditemukan di Selat Sunda dan selatan Pulau Jawa pada kedalaman 957-1259 meter di bawah permukaan laut.
Spesimennya dikoleksi pada kegiatan ekspedisi South Java Deep Sea Biodiversity Expedition (SJADES) yang merupakan ekspedisi LIPI bersama National University of Singapore dengan Dwi Listyo Rahayu dan Peter Ng sebagai koordinator penelitian pada tahun 2018.
Penemuan jenis baru Bathynomus raksasa ini telah dipublikasikan di jurnal ZooKeys pada 8 Juli 2020. Penemuan itu dinilai menjadi capaian penting keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu taksonomi yang relatif sepi peminat.
“Penemuan jenis baru merupakan capaian besar seorang taksonomis apalagi jenis spektakuler dari sisi ukuran bahkan ekosistem di mana jenis tersebut ditemukan,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi beberapa waktu lalu.
Cahyo menuturkan penemuan jenis baru tersebut menunjukkan betapa besar potensi keanekaragaman hayati Indonesia yang belum terungkap.
“Masa depan pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia berkejaran dengan laju kepunahan jenis dan mungkin juga taksonom sebagai garda terdepan,” tuturnya.
Sementara itu, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Conni Margaretha Sidabalok megatakan pemilihanistilah raksasa sebagai nama jenis mengacu pada ukuran tubuh yang masuk ke kategori besar (giant) dan sangat besar (super giant) yang dapat mencapai ukuran di atas 15 centimeter di usia dewasa.
“Ukurannya memang sangat besar dan menduduki posisi kedua terbesar dari genus Bathynomus,” ujarnya.
Menurut Conni, sejumlah penelitian terdahulu telah menemukan lima jenis Bathynomus berkategori super giant di Samudra Hindia dan Pasifik.
“Penemuan Bathynomus pertama dari laut dalam Indonesia ini sangat penting bagi riset taksonomi krustasea laut dalam, mengingat langkanya riset sejenis di Indonesia,” tuturnya.
Ekspedisi SJADES memperoleh empat spesimen Bathynomus pradewasa dan muda dari perairan Selat Sunda dan selatan Jawa.
“Spesimen tersebut tidak dapat kami identifikasi ke tingkat jenis karena karakter diagnostik jenis biasanya belum berkembang pada tahap pradewasa atau lebih muda. Namun, yang pasti spesimen ini bukan Bathynomus raksasa karena adanya perbedaan bentuk ekor, ekor samping dan duri ekor,” tutur Conni. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved