Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RASA kepedulian yang tinggi agar persoalan pandemi covid-19 segera berakhir mengundang Fadly Barjadikusuma, 32, untuk mendaftarkan diri sebagai relawan uji klinis fase III vaksin virus korona (covid-19). Rasa takut akan ketidakpastian keberhasilan uji coba inipun kalah oleh kekhawatirannya akan ancaman virus korona terhadap anak dan istrinya.
Warga Margahayu, Kopo, Kabupaten Bandung yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek dalam jaringan (daring) ini sadar akan risiko pekerjaannya yang rentan menularkan virus korona kepada anak dan
istrinya di rumah.
"Sebagai ojek online, saya sadar dengam risikonya. Jadi saya ingin (pandemi) korona ini segera berakhir," kata Fadly kepada mediaindonesia.com, Senin (17/8).
Saat mengetahui adanya pendaftaran relawan, pria asli Bandung inipun langsung ambil bagian dam tak ingin melewatkannya. "Waktu itu saya tahu dari keluarga yang kerja di tempat praktik dokter Kusnandi (ketua tim uji coba fase III vaksin virus korona Universitas Padjajaran)," katanya.
Selang tiga hari setelah mendaftar melalui aplikasi pesan instan (whatsapp), dia dipanggil untuk menghadiri pemeriksaan yang dilakukan di Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Unpad, di Jalan Ejckman, Bandung. Pada hari pertama, di tempat yang berseberangan dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin itu, dia diperiksa kesehatan dan diberi sejumlah informasi terkait vaksin korona.
"Saya dicek darah, diukur tinggi badan, diambil darah," katanya. Setelah itu, Fadly pun dinyakan lolos untuk menjadi relawan.
Pada hari kedua, bertepatan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo ke RS Unpad, Fadly datang kembali ke tempat itu untuk menjalani penyuntikan. "Saya tidak tahu apakah disuntuk vaksin atau placebo, sengaja tidak diberi tahu dulu," katanya.
Berdasarkan ketentuan, semua subyek yang menjadi relawan memang tidak diberi tahu apakah mereka disuntikkan vaksin atau placebo. "Mungkin agar tidak bertanya-tanya, sehingga tidak ada perasaan sugesti," ucapnya.
Meski begitu, Fadly merasakan sejumlah perbedaan pascadirinya disuntik oleh tim uji klinis vaksin virus korona. Pertama, di lokasi penyuntikan tepatnya di lengan kiri bagian atas, terlihat bengkak ringan layaknya pasca disuntik.
"Kepala nyut-nyutan, pusing. Tapi wajar. Suhu badan juga normal, di bawah 37 derajat," ucapnya.
Tak hanya itu, sekitar tiga setelah disuntik dirinya merasakan lapar yang luar biasa. Padahal, kata dia, sebelum disuntik dirinya sudah makan siang seperti biasanya.
"Saya disuntik jam setengah 12-an. Jam tiga kerasa lapar banget," katanya seraya menyebut rasa lapar itu bukan yang biasa dia rasakan.
Selain itu, lima jam setelah disuntik dirinya pun merasakan ngantuk yang sangat berat. "Padahal saya sebelumnya tidur normal," ucapnya.
Mengingat saat itu dia masih berada di luar untuk menarik penumpang, dia pun baru bisa pulang ke rumah sekitar pukul 18.30. "Jam tujuhnya (19.00) saya langsung tidur, dan itu pulas, bangun-bangun lagi besok pagi," katanya.
Menurut dia, kedua kondisi itu terasa selama tiga hari berturut-turut. "Adalah selama tiga hari saya merasakan itu, cepat lapar dan ngantuk yang luar biasa," katanya.
Setelah memasuki hari keempat, lanjut dia, perasaan itu perlahan hilang. Bahkan, kini Fadly merasakan kondisi tubuhnya yang lebih bugar.
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dimulai Hari Ini
"Badan kerasa ringan, enak. Dan pandangan mata juga lebih cerah, lebih jelas saja," ujarnya.
Lebih lanjut, Fadly bercerita bahwa dirinya dipanggil kembali untuk menjalani penyuntikan vaksin kedua pada 25 Agustus sekarang. "Nanti disuntuk ketiga katanya tanggal 9 September. (OL-13)
Untuk pertama kalinya, American Academy of Pediatrics (AAP) mengubah pendiriannya dengan menyatakan bahwa orang dengan HIV bisa menyusui bayinya jika mereka mengikuti pedoman tertentu
Kerja sama ini menjadi salah satu contoh dan ke depannya bisa menjadi model di Indonesia untuk pengembangan obat-obatan dan vaksin.
Skinproof, perusahaan terkemuka dalam uji keamanan produk kosmetik, menjelaskan beberapa poin penting yang menjadi indikator keamanan produk kosmetik.
Produk kosmetik Dermaceutic menggunakan scientific based research untuk mengembangkan produk perawatan kulit inovatif yang memberikan hasil yang lebih cepat dan juga efektif.
Ketua Umum PB IDI Dr. dr. Adib Khumaidi, SpOT. mengatakan OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) fitofarmaka dapat diresepkan sesuai kondisi pasien.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved