Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Guru Penggerak Kunci Sukses Pendidikan Indonesia

Gana Buana
08/7/2020 08:00
Guru Penggerak Kunci Sukses Pendidikan Indonesia
(DOK KEMENDIKBUD)

Guru Penggerak siap memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik melalui Program Guru Penggerak.

 

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 5. Program lanjutan ini fokus mencetak guru penggerak sebagai pendorong transformasi pendidikan di Indonesia.

Program Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Nadiem Anwar Makarim. Program ini tentang esensi kemerdekaan berpikir yang harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi.

Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada maka tidak pernah ada pembelajaran yang terjadi. “Guru adalah kunci suksesnya pendidikan Indonesia,” ujar Nadiem dalam peluncuran Program Medeka Belajar Episode 5 secara virtual, Jumat (3/7).

Baca Juga: Guru Penggerak Indonesia Maju

Menurutnya, sebaik apapun teknologi pendidikan, kurikulum, infrastruktur pendidikan di sekolah-sekolah, tidak ada yang bisa menggantikan peran guru. “Siapkan diri Anda dan siapkan guru-guru terbaik di sekolah Anda untuk bergabung menjadi Guru Penggerak.”

Nadiem menjelaskan, guru penggerak adalah program menciptakan agen di dalam ekosistem pendidikan. Program ini akan menjadi syarat menjadi pemimpin unit-unit pendidikan ke depan.

Ia mengingatkan, guru penggerak harus memiliki karakter dari guru yang baik, punya kemauan memimpin, berinovasi dan melakukan perubahan. “Mereka harus mampu mendorong tumbuh kembang murid, tidak hanya di kelasnya melainkan di kelas-kelas lain untuk tumbuh secara holistik.”

Baca Juga: Guru Penggerak untuk Perubahan

Alhasil, guru penggerak tidak hanya jago mengajar dan tidak akan hanya berpaku pada kurikulum yang diformalkan. Namun, seorang guru penggerak akan keluar dan termotivasi untuk menjadi mentor bagi guru-guru lain, di dalam sekolah bahkan di luar sekolah. “Mereka adalah agen perubahan di dalam ekosistem pendidikan. Guru penggerak harus menjadi obor, lilin di masing-masing unit pendidikan, bahkan di luar unit pendidikan dia sendiri,” jelas dia.

Selain itu, guru penggerak nantinya akan terus menciptakan dan mengawal pencapaian profil pelajar Pancasila yang merupakan tujuan dari Merdeka Belajar, yang mempunyai enam sifat. Pertama, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Kedua, kreatif dalam berkarya, menemukan jalan-jalan yang tidak konvensional, beradaptasi terhadap perubahan dan selalu senantiasa berinovasi.

Ketiga, bergotong royong, yaitu kemampuan berkolaborasi dan bekerja sama sebagai satu tim dan ini akan menjadi kompetensi terpenting di dunia kerja masa depan.

Keempat, Kebhinekaan, yaitu mencintai keberagaman nasional, mempunyai spirit nasionalisme yang tinggi dan mencintai sesama.

Kelima, kemampuan bernalar kritis, yaitu mampu memecahkan permasalahan, mampu berpikir secara kritis, mengolah informasi secara kritis, dan mampu berpikir secara terstruktur dan kuantitatif.

Keenam kemandirian, yaitu mendorong kemampuan siswa-siswi secara independen mencari ilmu sendiri, proaktif kegiatan bekerja dan belajar, serta mempunyai pemikiran mandiri sehingga tidak mudah goyah, tidak mudah mempercayai informasi. “Guru Penggerak pun harus mempunyai sifat-sifat seperti itu. Ini adalah tujuan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya.

Baca Juga: Kemendikbud Luncurkan Merdeka Belajar Episode 5: Guru Penggerak

Untuk itu, lanjut Nadiem, dalam proses pencarian Guru Penggerak, Kemendikbud akan melakukan rekrutmen, baik guru pegawai negeri sipil (PNS) maupun non PNS.

Menurut Nadiem, pendidikan guru penggerak dilakukan dengan pendekatan andragogi dan berbasis pengalaman. “Yang lulus akan bisa berdampak besar di lingkungan dan juga menjadi bibit-bibit kepemimpinan untuk menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan instruktur pelatihan guru. Kami prioritaskan dari grup guru penggerak ini dan berkolaborasi dengan dinas dan pemda untuk merealisasikan ini. Ini komitmen Kemendikbud,” kata Nadiem.

Selan itu, kata Nadiem, program Guru Penggerak berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik, pelatihan yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on the job coaching, pendekatan formatif dan berbasis pengembangan, serta kolaboratif dengan pendekatan sekolah menyeluruh.

Baca Juga: Guru Penggerak Diprioritaskan Jadi Kepala Sekolah

Pelatihan kepemimpinan sekolah baru diawali dengan rekrutmen calon guru penggerak. “Selanjutnya dilakukan pelatihan guru penggerak dengan mengikuti lokakarya pada fase pertama dan pendampingan pada fase kedua,” kata dia.

Pada tahap awal, Mendikbud menargetkan setidaknya 2.800 calon guru penggerak, meningkat hingga 405.000 guru pada 2024. “Kami akan buka kesempatan sebesar-besarnya untuk guru-guru terbaik, baik PNS maupun non PNS, untuk bisa mendaftar.”

Pengembangan kepemimpinan
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril, menjelaskan proses pendidikan dan penilaian guru penggerak berbasis dampak dan bukti sehingga bisa lebih reflektif berbasis data dan analisis serta relevan dalam konteks. Jadi, setelah itu bisa langsung diaplikasikan di sekolah.

“Proses kepemimpinan sangat penting dan dalam proses pengembangan kepemimpinan ini, kami berkaca dari berbagai macam studi dan pendekatan andragogi atau pembelajaran orang dewasa bahwa kita harus lebih fokus kepada on the job learning. Artinya, pembelajaran yang relevan dan kontekstual sehingga memberi dampak sebaik-baiknya,” imbuh Iwan.

Iwan mengatakan, ada tiga modul pelatihan yang digunakan. Paket pertama adalah paradigma dan visi guru penggerak dengan materi refleksi filosofi pendidikan Indonesia-Ki Hadjar Dewantara. Di paket ini ada nilai-nilai dan visi guru penggerak, serta membangun budaya positif di sekolah ditanamkan.

Baca Juga: Telah Dibuka Seleksi Pendamping dan Fasilitator Guru Penggerak

Paket kedua adalah praktik pembelajaran yang berpihak pada murid dengan materi pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional, dan pelatihan (coaching).

Paket ketiga adalah kepemimpinan pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Dalam paket ini materi menjelaskan tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid.

Melalui visi Merdeka Belajar, guru penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila, mampu mendorong transformasi pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademik murid, mengajar dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara aktif. “Guru penggerak bisa berperan lebih dari peran guru saat ini,” lanjut Iwan.

Iwan mengatakan, pendaftaran program guru penggerak dibuka pada 13-22 Juli 2020. Dilanjutkan proses seleksi pertama pada 23-30 Juli 2020 dan seleksi kedua 31 Agustus–16 September 2020. Pengumuman calon guru penggerak disampaikan pada 19 September 2020. “Pelaksanaan pendidikan guru penggerak dimulai 5 Oktober 2020 hingga 31 Agustus 2021,” kata dia.

Untuk angkatan pertama, lanjut dia, program guru penggerak terdiri atas perwakilan Indonesia bagian barat, tengah, dan timur; dari daerah nonpilkada 2020, dan nondaerah 3T. Pasalnya, pelatihan lebih banyak dilakukan secara daring. “Sasarannya, 50 calon guru penggerak per daerah,” tandas dia. (Gan/S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya