Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DI tengah proses review yang sedang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terkait teknologi Electro Capacitive Cancer Therapy (ECCT) dan Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) yang dikembangkan oleh Warsito Purwo Taruno, dua ilmuwan asal Indonesia terbang ke Amsterdam untuk mempresentasikan penelitian ECCT atau rompi anti kanker ini.
Sahudi dan Firman Alamsyah merupakan satu-satunya peserta asal Indonesia yang mengikuti Debat Global tentang kanker dalam acara A Matter of Life or Death: Mechanisms and Relevance of Cell Death For Cancer Biology and Treatment” yang diselanggarakan oleh European Association of Cancer Research, di Amsterdam 28-30 Januari 2016 lalu.
Sahudi menjelasakan, penelitiannya telah membuktikan efek pajanan medan listrik voltase rendah, dengan frekuensi menengah dari alat terapi kanker ECCT dan pengukuran variable yang dilakukan setelah pemberian perlakuan.
“Penelitian ini sangat menjanjikan untuk dilanjutkan dan harus didukung oleh pemerintah sehingga bisa menjadi solusi terapi kanker. Apalagi menurut data yang ada saat ini kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan untuk kanker baru bisa melayani 15% pasien yang ada di Indonesia dan kebanyakan terpusat di Pulau Jawa,” ujar Sahudi.
Sementara, dalam data Riskesdas Kemenkes pada tahun 2013 menunjukan prevalensi kanker mencapai 4,3 per 1.000 orang atau diperkirakan terdapat 1 juta orang penderita kanker. Sedangkan alat kesehatan di Indonesia 94% berasal dari impor.
“Alat kesehatan dengan teknologi tinggi belum banyak berkembang di Indonesia karena penelitian eksperimentalnya butuh biaya besar, waktu yang lama, hasil yang tidak pasti dan kerjasama banyak pihak,” lanjutnya.
Menurutnya, Indonesia merupaka negara yang cocok dan lebih membutuhkan untuk pengembangan teknologi dan clinical trial. Ia berharap koordinasi antara Kemenkes dan Kemristek dan dikti dapat berjalan lebih baik sehingga terciptanya banyak terobosan dalam bidang teknologi medis guna memberikan solusi baru bagi pengobatan kanker.
Debat Global ini dihadiri oleh para peneliti kanker dari 38 negara di dunia yang berasal dari universitas dan pusat riset kanker ternama di dunia seperti German Cancer Research Center (DKFZ), Harvard Medical School USA dan Weitzmann Institute of Science Israel.
Dengan pembahasan yang difokuskan pada peran multifaset kematian sel di kanker mulai dari mekanisme dasar sinyal kematian sel dan resistensi, mikro tumor, heterogenitas tumor, hingga efek kekebalan tubuh untuk menargetkan penemuan dan konsep terapi baru. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved