Tiga Mahasiswi Unpar Kibarkan Merah Putih di Puncak Aconcagua

Setelah sempat terkendala cuaca, tim pendaki gunung putri Mahitala Universitas Parahyangan (Unpar), Bandung, yang tergabung dalam The Woman Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) akhirnya berhasil mencapai puncak Gunung Aconcagua, Argentina, pada Sabtu (30/1) sore waktu setempat. Aconcagua yang adalah puncak kedua tertinggi di dunia setelah Everest.

'Setelah menempuh perjalanan lebih dari 12 jam, Tim WISSEMU akhirnya mencapai Puncak Aconcagua pada pukul 17.45 waktu setempat atau pukul 03.45 WIB - tanggal 31 Januari 2016,' demikian dikutip dari laman Facebook Indonesia Seven Summits Mahitala Unpar, Minggu (31/1) malam.

Semula, Tim WISSEMU dijadwalkan mencapai puncak di ketinggian 6.962 mdpl itu pada 27 Januari. Namun, badai salju membuat mereka sempat tertahan di base camp Plaza de Mulas. Pendakian baru dimulai pada 25 Januari dan summit attempt pada 30 Januari waktu setempat.

Tim WISSEMU beranggotakan tiga mahasiswi aktif Unpar, yaitu Fransiska Dimitri Inkiriwang, Mathilda Dwi Lestari, dan Dian Indah Carolina.

Sebelumnya, tiga pendaki tersebut telah lebih dulu mengibarkan Merah Putih di Gunung Carstenz Pyramid, Papua, Indonesia pada Agustus 2014 dan Gunung Elbrus, Rusia, serta Gunung Kilimanjaro, Tanzania pada Mei 2015 lalu.

Mereka diprediksi tiba kembali di base camp Plaza de Mulas pada Senin (1/2) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB.

Aconcagua merupakan bagian dari Pegunungan Andes yang membentang dari Argentina sampai Cile. Ia terkenal dengan keberadaan badai angin salju 'el viento blanco' (angin putih) yang kecepatannya dapat mencapai 90 km/jam, disertai kabut.

Cuaca beringas di Aconcagua jugalah yang diprediksi jadi salah satu faktor meninggalnya pendaki (Alm) Norman Edwin dan (Alm) Didiek Samsu dalam ekspedisi seven summits Mapala UI di 1992. (X-2)