Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KEMENTERIAN Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sepakat untuk melanjutkan penelitian alat terapi kanker temuan dr. Warsito Purwo Taruno, baik Electro Capacitive Cancer Therapy (ECCT) maupun Electrical Capacitive Volume Tomography (ECVT).
ECCT merupakan sebuah metode terbaru untuk mengobati kanker menggunakan sumber gelombang elektro-statis intensitas rendah (<30Vpp) dan frekuensi rendah (<100KHz) yang menghasilkan polarisasi listrik di daerah medan dekat yang dibatasi oleh beberapa elektroda kapasitif yang dipasang pada pakaian yang dipakai setiap hari oleh pasien.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek dan Dikti M. Dimyati mengungkapkan bahwa tim Kemenkes telah mengajukan laporan kepada Kemenristek dan dikti untuk meneruskan penggunaan dan pemanfaatan dari alat ECCT di rumah sakit pendidikan.
"Tim dengan Kemenkes sudah membuat laporan ke Ristek, yang menyatakan bahwa ECCT direkomendasikan untuk diteruskan penggunaannya sehingga dapat dimanfaatkan di rumah sakit pendidikan," ungkapnya.
Ia melanjutkan, hasil dari penelitian ini akan segera dikoordinasikan kepada pihak dr. Warsito dalam minggu ini agar dapat segera dilakukan uji klinik.
"Sesegara mungkin akan disampaikan hasilnya kepada pihak Warsito, rencananya minggu depan. Supaya bisa segera dilakukan uji klinik," lanjutnya.
Lamanya uji klinik disesuaikan dengan banyaknya jumlah pasien yang berhasil disembuhkan selama pengobatan dengan alat terapi tersebut. Ke depannya, pengoperasian alat terapi kanker ini akan dioperasikan oleh dokter, agar masuk ke dalam koridor yang benar.
"Lamanya uji klinik nanti tergantung dari banyaknya jumlah pasien yang sembuh atau setidaknya membaik. Kalau sedikit ya uji klinik akan berjalan terus, jadi belum bisa dipastikan berapa lamanya. ECCT akan diproses sesuai dengan protokol. Pengoperasiannya dilakukan oleh dokter."
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa Kemenristek dan Dikti sudah mulai mengalokasikan dana untuk riset dan pengembangan tahun 2016. Besaran anggaran yang disiapkan ialah sebesar Rp1,5 triliun. Namun, jumlah bantuan dana yang akan diberikan kepada pihak Warsito atas penelitiannya akan disesuaikan dengan jumlah dalam proposal yang diajukan.
"Dana yang disiapkan untuk riset dan pengembangan itu Rp 1,5 Triliun, tapi untuk penelitian ini akan diberikan sesuai dengan proposal," terang Dimyati.
Sementara, Pendiri dan Ketua Yayasan Lavender Indira berharap, selama penelitian berlangsung pasien baru tetap dapat mendaftar dan melakukan pengobatan.
"Sel kanker dalam tubuh tidak dapat menunggu hingga penelitian selesai. Saya berharap, selain pasien lama, klinik ini tetap menerima pengobatan pasien baru, diantaranya sudah tidak dapat dilayani secara media," harap Indira.
Konsorsium pengembangan tehadap inovasi teknologi kesehatan yang terdiri atas Kemenristek dan dikti dan Kemenkes agar dapat dikolaborasikan dengan universitas, BUMN, perusahaan swasta serta pasien. Sehingga sebagai pengguna teknologi dengan menggunakan ECCT dan ECVT dapat dibentuk.
"Semua kebijakan kesehatan perlu melibatkan pasien yang didasari pada aspirasi pasien. Terintergasi kepada pasien pada setiap tahapannya," pungkasnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved