Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PERJALANAN ibadah ke Tanah Suci akan terasa lebih mudah dan ringkas bagi jemaah haji asal embarkasi Jakarta, Solo, dan Surabaya.
Selepas pemeriksaan paspor dan visa haji di Bandara Medinah atau Jeddah, mereka tidak lagi harus menunggu berjam-jam untuk antre menjalani pemeriksaan biometrik. Mulai 2018, pemeriksaan biometrik sudah bisa dilakukan di asrama haji Jakarta, Solo, dan Surabaya.
Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyebut langkah baru itu sebagai salah satu inovasi dalam tata kelola perjalanan haji Indonesia.
‘’Sistem perekaman biometrik secara domestik ini akan kita kembangkan ke lebih banyak asrama haji di seluruh Indonesia,’’ ujar Menko Puan Maharani di Jakarta.
Pemeriksaan biometrik itu adalah perekaman identitas diri yang mencatat ciri fisik pribadi para jemaah. Foto wajah, sidik jari, pola garis tangan, dan pupil mata jemaah dipindah dengan perangkat elektronik, kemudian hasilnya disimpan dalam file elektronik yang memuat identitas resmi seperti nama, alamat, nomor kloter serta asal embarkasinya. Proses itu membutuhkan waktu sekitar 5 menit. Selama ini, pemeriksaan dilakukan di bandara tujuan di Arab Saudi.
"Seringkali membutuhkan waktu karena ada kendala bahasa,’’ ujar Puan.
Deputi Menko PMK yang menangani urusan Korbinasi bidang Agama dan Pendidikan Agus Sartono mengatakan semua dilakukan secara daring dan terkoneksi dengan otoritas imigrasi baik di Indonesia maupun Arab Saudi.
Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdul Aziz Madinah di Saudi Arabia hanya akan menjalani pemeriksaan paspor dan visa karena perekaman biometrik telah dilakukan di Indonesia.
Pemerintah Arab Saudi, tutur Agus, tidak lepas tangan dengan proses perekaman biometrik. Beberapa petugas dari Arab Saudi tampak mengawasi proses perekaman biometrik para Jemaah.
Hal serupa juga terjadi di Asrama Embarkasi Haji Solo dan Surabaya. Para petugas dari Arab Saudi itu harus memastikan agar semuanya berjalan sesuai prosedur hingga tak terjadi kesalahan pemasukan data berikut pengirimannya ke server keimigrasian di Arab Saudi.
‘’Dengan rekam biometrik ini, jemaah tidak akan tersesat meski tidak memegang kartu identitas. Hanya dengan memeriksa sidik jari, polisi Arab Saudi tahu identitas sang jamaah,’’ terangnya.
Pelayanan tersebut merupakan bagian dalam menjaga Indeks Kepuasan Haji 2017 yakni 84%. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved