Pelajaran Toleransi Harus Dikembalikan ke Sekolah dan Keluarga

PELAJARAN tentang toleransi dan kerukunan sudah semestinya dikembalikan ke sekolah-sekolah dan keluarga. Hal ini agar intoleransi dan radikalisme tidak makin menyebar ke anak-anak.

Demikian disampaikan Isteri mendiang Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah usai buka puasa bersama di Masjid Roudlotul Jannah Desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Senin (5/6).

Sinta mengaku merasa prihatin belakangan ini perilaku kekerasan, intoleransi dan radikalisme sudah menyebar ke anak-anak. Hal itu bisa dilihat dari berbagai fenomena yang marak belakangan ini.

"Sudah saatnya pelajaran moral, toleransi dan kerukunan dikembalikan ke sekolah agar anak-anak kembali belajar tentang nilai-nilai tersebut," ujar Sinta.

Selain sekolah, kata Sinta, keluarga juga punya peran yang penting dalam membentuk karakter dan moral anak. Nilai-nilai moral perlu digaungkan kembali melalui berbagai perkumpulan di lingkungan sekitar seperti PKK.

Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Temanggung, Ajun Komisaris Besar (AKB)Maesa Soegriwa, mengatakan, agar tidak mudah terasuki paham radikal danintoleran, anak-anak perlu diberi ruang untuk berkumpul dan aktif dalamkegiatan lainnya. Seperti sepak bola, pramuka, dan lainnya.

"Jika hanya disuruh belajar dan mengikuti berbagai les saja memang anak-anak pintar dalam pelajaran. Akan tetapi mereka akan mudah diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang membahayakan dan disisipi paham radikal. Mereka juga mudah digerakan untuk melakukan kekerasan," ujar Maesa.

Dicontohkan Maesa, bila anak-anak hanya pintar dalam pelajaran saja seperti matematika, belum tentu kelak akan menjadi ahli matematika. Namun bila terlibat dalam berbagai kegiatan positif dan punya kesempatan menyalurkan dan mengembangkan bakat dan hobinya di bidang lain, mereka tidak akan dengan mudah diajak melakukan hal-hal negatif. (OL-3)