Ketua MUI Tekankan Hubungan Mawadah Warahmah dalam Bernegara

KETUA Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menekankan prinsip yang baik digunakan dalam hubungan berbangsa dan bernegara ialah mawadah warahmah. Karena itu, prinsip tersebut penting dibangun buat menciptakan kondisi yang harmonis dan menghindari konflik, khususnya di bulan Ramadan.

Hal itu disampaikan Ma'ruf saat memberikan tausiyah dalam acara buka bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan menteri kabinet kerja dan para pejabat negara di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (29/5) petang.

"Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi hubungan yang mawahdah dan warrahmah agar terjalin hubungan yang harmonis, tidak ada konflik. Para ulama mengembangkan jadi dibangun prinsip Ukhuwah Insaniyah, yaitu silaturahim," kata Ma'ruf.

Silaturahim itu artinya menghubungkan saudara senandung. Meski bukan saudara senandung, pada prinsipnya Allah SWT mengajarkan agar sesama manusia tetap membangun hubungan baik layaknya bersaudara.

"Shila itu menghubungkan seorang ibu itu saudara satu kandung, padahal kita bukan saudara satu kandung. Tetapi Allah SWT kita disuruh membangun silaturahim," ucap dia.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini berharap momentum Ramadan bisa menjadi momen yang tepat bagi masyarakat. Terutama, sesama umat muslim untuk saling berbagi dan menyayangi antarsesama sesuai amalan Nabi Muhammad SAW.

Menurut dia, Rasulullah mengajarkan agar di bulan puasa ini harus pandai-pandai menjaga amarah. Bila ada orang yang membenci dan marah, jangan dibalas dengan amarah.

"Karena itu segeralah memohon ampun untuk puasa ini kita menjadi orang yang bertaqwa. Itu salah satunya akuntansi Minang Nayla, orang yang bisa menahan diri bukan orang tidak boleh marah, sebab marah itu manusiawi. Namun, proporsional harus bisa mengendalikan dan bisa memaafkan orang, jadi prinsip-prinsip di dalam puasa ini sebenarnya dalam rangka mampu menahan, mengendalikan diri," pungkas dia. (MTVN/OL-2)