KPAI Berharap Ramadan Jadi Momentum Penguatan Keluarga

KETUA Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Soleh mengharapkan Ramadan tahun ini bisa menjadi momentum kembalinya komunikasi orangtua dengan anak.

Niam di Jakarta, Jumat (26/5), mengatakan, masalah utama terjadinya pelanggaran hak anak ialah kerentanan ketahanan keluarga.

Data KPAI 2016 menunjukkan kasus anak berbasis keluarga dan pengasuhan alternatif berada di peringkat tertinggi kedua dengan 857 kasus lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2015. Hingga April 2017, kasus pelanggaan anak berbasis keluarga yang masuk data KPAI sudah mencapai 143.

"Oleh karena itu kuatkan lagi ketahanan keluarga, komunikasi orang tua dan anak melalui sahur bersama, 'diplomasi meja makan', dan beberapa kegiatan keagamaan selama Ramadan," kata Niam.

Dia mengatakan Ramadan dapat menjadi energi untuk merekatkan sendi kehidupan keluarga, memperkuat pola interaksi anak dan orangtua, dan mencegah kenakalan dan perlakuan salah terhadap anak.

Selain itu, kata Niam, anak juga harus dilindungi dari doktrinasi ajaran menyimpang karena berdasarkan data kasus pelanggaran hak anak di bidang agama dan budaya ditemukan 262 kasus, meningkat drastis sebesar 45% dari tahun 2015 dengan 180 kasus.

Di antara kasus yang dialami ialah kasus doktrinasi ajaran menyimpang, pengasuhan beda agama, kekerasan, diskriminasi dan ujaran kebencian berbasis agama dan keyakinan, hingga kasus terorisme yang melibatkan anak. (OL-2)