Literasi Media Edukasi Netizen

MEDIA sosial (medsos) akhir-akhir ini lebih banyak diisi informasi negatif, antara lain ujaran kebencian, bacaan intoleran, rasialisme, pemutarbalikan fakta, bahkan fitnah.

"Seolah-olah masyarakat Indonesia sedang berubah sikap dan budaya. Di dunia nyata, masyarakat masih bisa saling menghormati, tapi di dunia maya, masyarakat banyak yang tidak menerapkan etika dalam berkomunikasi," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) Niken Widiastuti pada panel diskusi World Press Freedom Day 2017, kemarin. Menurutnya, munculnya hoax atau informasi yang tidak benar, berpotensi merugikan masyarakat dan menimbulkan konflik serta disintegrasi bangsa.

Karena itu, ia mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama meningkatkan literasi media bagi masyarakat. Literasi media ialah upaya untuk mengedukasi masyarakat dalam memanfaatkan medsos dengan arif dan untuk hal-hal positif.

Niken mengatakan, dalam memanfaatkan informasi dan teknologi, khususnya internet, ada nilai-nilai yang harus dipegang. Tujuan literasi media ialah, pertama mendorong masyarakat untuk

bertanggung jawab atas apa yang ditulis dan disebarkan melalui media sosial ataupun media lainnya. "Karena merasa bertanggung jawab, kita tidak akan menulis hal-hal yang bertentangan dengan hukum, etika dan norma-norma," terangnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara mengatakan perkembangan teknologi informasi, kemudahan, dan kebebasan saat ini membuat masyarakat lebih mudah menyebarkan berita bohong. Hal tersebut perlu dilihat lebih lanjut, apakah hoax tersebut produk jurnalistik atau bukan. Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dewan Pers dalam memverifikasi media.

Di sisi lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka World Press Freedom Day 2017 mengatakan kebebasan pers di Indonesia sangat dihargai dan dilindungi Undang-Undang Dasar 1945. Namun, kebebasan tersebut juga harus digunakan secara bertanggung jawab demi kemajuan bangsa dan negara. (H-2)