Reformasi Pendidikan Dimulai Tahun Ini

Antara
27/4/2017 12:37
Reformasi Pendidikan Dimulai Tahun Ini
(Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat membuka Pameran Pendidikan dan Peluncuran Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (26/4). -- MI/Liliek Dharmawan)

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan mulai tahun ajaran baru 2017-2018 akan dilaksanakan perintah Presiden Joko Widodo berupa reformasi pendidikan dalam rangka revolusi mental.

"Mulai tahun ajaran baru nanti, guru-guru harus delapan jam berada di sekolah," kata Muhadjir saat membuka Pameran Pendidikan dan Peluncuran Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar di Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (27/4).

Dengan demikian, kata dia, sekolah juga harus diselenggarakan minimal
delapan jam. Sebagai gantinya, lanjut dia, hari Sabtu dan Minggu tidak ada kegiatan di sekolah kecuali untuk kegiatan-kegiatan tambahan seperti ekstrakurikuler, pramuka, atau latihan kepemimpinan.

"Silakan. Tetapi prinsipnya, hari Sabtu dan Minggu bukan merupakan jam dinas dari sekolah," katanya.

Mendikbud mengatakan hal tersebut jangan disalahtafsirkan seolah-olah nanti anak-anak berada di kelas selama delapan jam atau ditambah mata
pelajarannya.

"Bahkan, saya cenderung mata pelajaran SD dan SMP akan dikurangi, tetapi jumlah kegiatannya semakin banyak," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Dengan demikian, kata dia, murid akan menjadi aktif, bukan gurunya yang
aktif karena menggunakan cara belajar siswa aktif atau CBSA. Dengan cara itu, pendidikan karakter akan jalan.

Ia mengatakan guru harus kreatif mengembangkan metode yang betul-betul bisa membangkitkan aktivitas, minat, dan semangat murid untuk belajar.

Ia mengatakan jika nantinya membutuhkan kegiatan di luar ruang seperti mengunjungi museum, perpustakaan, atau pasar, bisa saja mata pelajaran hari itu ditangguhkan dan diberikan pada hari berikutnya sehingga dapat penuh untuk kegiatan kunjungan tersebut.

"Jadi, sekolah harus dibikin luwes, fleksibel, tidak boleh kaku, pelajaran juga tidak boleh terjadwal secara kaku karena yang terpenting sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang dicapai di dalam proses belajar mengajar itu," katanya.

Terkait dengan pendidikan karakter, Muhadjir mengatakan Presiden telah mengamanatkan dalam Nawa Cita, porsi pendidikan karakter bagi siswa SD sebanyak 70% sedangkan yang 30% untuk ilmu pengetahuan. Bagi siswa SMP, pendidikan karakter sebanyak 60% sedangkan penanaman ilmu pengetahuan 40%. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya