Masyarakat kian Berani Laporkan Kekerasan Perempuan dan Anak

Putri Rosmalia Octaviyani
22/4/2017 14:24
Masyarakat kian Berani Laporkan Kekerasan Perempuan dan Anak
(Ilustrasi---MI)

ANGKA laporan kasus kekerasan pada perempuan dan anak cenderung meningkat setiap tahun di Makassar. Meski begitu, hal tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk positif dari kesadaran masyarakat terhadap kekerasan perempuan dan anak di masyarakat.

Berdasarkan data rekap seluruh pelayanan dan jaringan P2TP2A Kota Makassar, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tertangani P2TP2A Kota Makassar dan jaringannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015, ada sebanyak 1.025 kasus, pada 2016 sebanyak 1.172 kasus, dan di periode Januari Maret 2017 sebanyak 64 kasus.

"Kategori kekerasan yang terjadi bermacam-macam, seperti kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran hingga trafficking, baik terhadap perempuan maupun anak," ujar Andi Tenri, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Makassar, dalam rangkaian acara Three Ends, di Makassar, Sabtu (22/4).

Andi mengakui kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Makassar meningkat karena saat ini masyarakat sudah berani melaporkan kekerasan yang mereka alami. Juga karena upaya aktif pihaknya yang melakukan penjangkauan langsung ke Unit PPA Polres Kota Makassar.

Selain melakukan penjangkauan langsung ke unit khusus kepolisian, Dinas PPPA juga memaksimalkan peran lembaga P2TP2A. P2TP2A Kota Makassar mempunyai rumah aman (shelter) warga berbasis masyarakat yang digunakan untuk penampungan atau penitipan sementara korban perempuan dan anak. Saat ini shelter warga berbasis masyarakat berjumlah 10 yang tersebar di 10 kelurahan.

"Kami berharap seluruh kelurahan di Kota Makassar akan memiliki shelter serupa. Dinas PPPA juga akan meluncurkan program Jagai Anata, yakni seluruh masyarakat dihimbau untuk memiliki kepedulian terhadap anak-anak yang ada di sekitarnya," ujar Andi.

Sementara itu, Direkrur LBH APIK Makassar Rosmiati Sain mengatakan, hingga saat ini kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Makassar masih menjadi salah satu masalah sosial utama di masyarakat. Salah satu yang paling banyak meninbulkan masalah ialah pernikahan usia anak.

"Kemiskinan, budaya, hingga kehamilan yang terjadi di luar nikah menjadi penyebab terbanyak," ujar Rosmiati. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya