Joy Tobing Natal Adalah Momen Bersyukur

PENYANYI jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol, Joy Destiny Tiurma Tobing, atau yang akrab disapa Joy Tobing, 36, mengatakan pada Natal tahun ini dia ingin menyampaikan pesan rasa syukur.

Syukur yang sama seperti yang ia panjatkan setiap hari.

Menurutnya, dengan demikian seseorang dapat menjadi lebih kuat menghadapi tantangan dan masalah yang akan datang di kemudian hari.

"Natal tahun ini, pesannya kita harus tetap selalu bersyukur. Banyak masalah yang sudah terjadi, mungkin baik di dalam keluarga, di dalam suatu lingkungan, maupun di negara Indonesia. Tetapi jangan melihat masalahnya, melainkan bagaimana kita untuk selalu bersyukur karena Tuhan sayang Indonesia, dan sebagai manusia harus hidup saling mengasihi, damai dan tolong-menolong," ujarnya saat ditemui pada Ibadah Natal Media Group, Sabtu (10/12).

Alasannya, kata Joy, dunia sudah semakin tua dan tidak ada seorang pun yang tahu masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan.

Maka, gunakan waktu sebanyak mungkin untuk berbuat baik.

"Natal tahun ini adalah lebih merenungi untuk kita menjadi lebih baik lagi dan hidup dalam kerendahan hati, selalu bersyukur, dan mengasihi. Supaya di hari-hari mendatang, kalau kita punya tantangan yang lebih besar lagi, kita siap. Jadi memang bukan masalahnya yang menjadi titik poin, melainkan bagaimana manusia merespons masalah itu."

Kenalkan iman

Kini buah hatinya yang bernama Joshua Miracle Hati Goran Bonagabe Sinambela telah berusia enam tahun.

Joy sadar akan tanggung jawab dia untuk mengenalkan Joshua soal iman sebagai seorang Nasrani.

Hal itu dia mulai dari membacakan isi Alkitab dengan lantang agar anaknya mendengar, juga saling membicarakan firman dalam kitab suci tersebut.

"Saya sebagai ibu punya tugas memperkenalkan iman pada Joshua, iman kepada Tuhan karena kami Nasrani. Jadi setiap hari di saat saya berdoa, selalu diajarkan, seperti umat muslim yang mengaji, kami juga membaca Alkitab."

Dia kemudian bercerita, setiap hari, saat membaca Alkitab, dia membacanya dengan suara lantang agar sang anak mendengar.

"Jadi memang makna Natal itu tidak hanya diberikan pada saat Desember, tetapi setiap hari saya mengajarkan ke Joshua pengorbanan Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus, kita bisa ada sampai hari ini. Kita ini ciptaannya Tuhan, jadi kita harus selalu bersyukur."

Bagi Joy, kehadiran Joshua menjadi malaikat kecil yang mengingatkan dirinya untuk terus berdoa di kala kesibukan menyanyi.

Selama Natal, Joy juga bersyukur kebanjiran job menyanyi, baik untuk perayaan Natal maupun pelayanan gereja, hingga Januari nanti.

"Joshua ini dipakai Tuhan menjadi malaikat kecil saya. Kalau saya sedang saking sibuknya sampai lupa berdoa, dia yang mengingatkan saya. Dia bilang, 'Ma, berdoa. Baca buku Tuhan Yesus. Nanti mama dikasih rezeki sama Tuhan. Biar suara mama diberkati Tuhan'."

Saat perayaan Natal, keluarga Joy lebih banyak beraktivitas di gereja untuk berdoa.

Namun, puncak perayaan sebenarnya hadir di malam menjelang tahun baru, ketika setiap anggota keluarga mengutarakan hal-hal yang terjadi di hidup selama setahun ke belakang.

"Kalau orang Batak, selain Natal, momen besarnya ada di tahun baru. Karena biasanya di tahun baru kumpul semua anggota keluarga dan sebelum pergantian tahun kami berdoa bersama. Saat itu juga saat yang tepat untuk minta maaf," tutup Joy.

(H-5)