Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDUSTRI film horor Indonesia berkembang pesat. Beragam tema cerita horor bermunculan menghiasi sejumlah bioskop di Tanah Air.
Pertengahan 2024 ini, pecinta film Indonesia kembali disuguhi film horor bertajuk Sumur Jiwo 1977 produksi PT Black White Pictures.
Film Sumur Jiwo 1977 bukan film horor biasa. Selain rangkaian cerita menarik, film ini didukung aktor dan aktris senior peraih citra dan penghargaan lainnya di ajang apresiasi perfilman Indonesia dan dunia. Film tersebut kini memasuki masa praproduksi. Pengambilan gambar ada di beberapa lokasi di Jakarta dan di Kelurahan Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, dimulai Sabtu (25/5) mendatang.
“Bagi kami film horor tidak cuma pencapaian kumulasi ekonomi. Namun juga ikut memperhatikan nilai-nilai sosial, moral, dan budaya bangsa kita,” ujar Produser film Sumur Jiwo 1977 Fadli Fuad saat tumpengan tasyakuran dan do'a bersama pembuatan film, di Jakarta, Senin (20/5).
Menurut produser yang juga aktor film dan sinetron ini, pembuatan film Indonesia sudah seharusnya berperan menjadi laboratorium budaya yang menyediakan ruang dan kesempatan bagi tumbuhnya identitas lokal.
Baca juga : Thread Di Ambang Kematian yang Viral di Twitter Diangkat Jadi Film Horor
Dari segi tontonan, Fadli meyakinkan film Sumur Jiwo 1977 jadi salah satu film bergenre horor yang digandrungi penikmat kisah-kisah hantu.
“Film Sumur Jiwo 1977 lebih dari sekedar horor. Film ini kami garap sangat unik, lebih fresh berbalut komedi, thriller dan full of plot twist yang membuat jalan cerita tidak mudah ditebak,” papar Fadli.
Film ini antara lain dibintangi Fico Fachriza, Fadli Fuad, Annette Edoarda, Mathias Muchus, Eddie Karsito, Egi Fedly, Yatti Surachman, Djenar Maesa Ayu, Jajang C. Noer, Opie Kumis, Husein Al-Athas, Gita Virga, Godfred Orindeod, Anyun Cadel, dan beberapa pemain lainnya.
Tak kalah seru film Sumur Jiwo 1977 ini juga menampilkan sutradara kondang Hanung Bramantyo sebagai bintang tamu.
“Satu kehormatan film ini banyak didukung para senior. Tidak hanya dukungan sebagai pemain, tapi juga saran dan masukan. Support mereka diharapkan bisa membuat film ini jauh lebih berbobot,” ujar Fadli.
Baca juga : Kutukan Peti Mati, Film Horor yang Berlatar Sejarah di Kepulauan Seribu
Film Sumur Jiwo 1977 disutradarai Egi Fedly, sutradara yang mengawali karirnya sebagai aktor film dan sinetron. Tidak kurang dari 70 judul film layar lebar pernah dibintangi aktor yang pernah dinominasikan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2018 lewat film Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak.
Saat tumpengan tasyakuran dan do'a bersama, Egi mengatakan, industri film Tanah Air dapat mengangkat genre atau aliran drama, horor serta komedi (drahorkom) sebagai ciri khas dalam memperkuat film Indonesia. “Terima kasih Black White Pictures. Kepercayaan menyutadarai film ini adalah hal yang saya tunggu. Prinsipnya kita berusaha secara kolektif membuat film sebaik mungkin. Kami akan menyajikan horor lain. Horor dengan fantasi menyenangkan,” ujar Egi.
Film Sumur Jiwo 1977 cerita dan skenarionya ditulis Kaka Endi (nama samaran). PT Black White Pictures juga melibatkan komponis Indonesia Embie C Noer sebagai penata musik film dan Timun-kun (music composser).
Kemudian, sebagai Co Director Tyas Asko, Director of Photography Budi Utomo, penata artistik Rizky Wardoyo, legal advisor Maria Salikin SH, Co-Producer Fahreza Habsy, Line Producer Theza Azwir, Associate Producer Abu Ahmad, Unit Manager Wan Abe, dan finance Selvy S Rahayu.
Baca juga : Film Horor Susuk Mulai Bergentayangan Agustus
Film Sumur Jiwo 1977 mengangkat kisah tiga sineas yang bekerja pada rumah produksi film, yaitu Ardi, Ferry, dan Rara. Film-film yang mereka produksi selalu sepi penonton dan gagal di pasaran. Kemudian, pimpinan mereka, Fabian Pramono, memberikan kesempatan terakhir kepada untuk membuat konsep film brilian dalam kurun waktu satu minggu.
Saat terdesak, Udin, office boy, memberi jalan pintas mendatangi dukun sakti bernama Mbah Upit. Mbah Upit memberikan buku agenda kuno berisi mantra melihat makhluk halus. Buku itu juga menyimpan dokumen kejadian pembunuhan misterius di Desa Sumur Jiwo pada 1977.
Kejadian ini membuat ketiganya terdampar pada kehidupan masalah lalu yang rumit, mencekam dan menyeramkan. Setiap hari diteror penampakan sosok makhluk halus. Mereka tidak tahu bagaimana pulang ke era 2024 karena tidak ada mantra mengenai hal itu di buku agenda kuno. (H-2)
FILM Heartbreak Motel yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko, diadaptasi dari novel laris karya Ika Natassa akan tayang mulai 1 Agustus 2024.
Beberapa kali bermain dalam judul yang sama, bagi Reza Rahadian jika lawan perannya adalah Laura Basuki, separuh pekerjaan keaktorannya sudah selesai.
Film ini berkisah tentang teror mengerikan yang terjadi di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko.
Rumah produksi Falcon Pictures kini secara resmi meluncurkan poster film horor komedi Kang Mak From Pee Mak.
Berikut ini rekomendasi 7 film Indonesia bertema perselingkuhan dan pelakor yang tidak boleh terlewat untuk ditonton.
Tema film pendek Dear Bapak mengangkat bagaimana kasih sayang seorang bapak kepada anaknya. Ada muatan nilai sosial; keluarga, sosial budaya, pendidikan, serta sikap moral.
Susan Sameh mengaku bisa merasakan kehadiran makhluk gaib serta pernah melihat dan diganggu oleh makhluk halus.
Sakaratul Maut mengisahkan kehidupan Pak Wiryo dan Bu Wiryo, pasangan suami istri terhormat di Desa Umbul Krida.
Janji Darah merupakan film bergenre horor, pesan seputar kasih sayang dan cinta dalam film ini diharapkan dapat tersampaikan kepada penonton.
Sekawan Limo mengikuti kisah Bagas, Lenni, Dicky, Juna, dan Andrew yang dipersatukan ketika mendaki Gunung Madyopuro.
Sakaratul Maut mengisahkan tentang Pak Wiryo dan Bu Wiryo, sepasang suami istri terpandang di Desa Umbul Krida. Keluarga mereka terlihat bahagia dan baik-baik saja.
Kampung Siluman Pulo Majeti mengisahkan tentang seorang warga Pulo Majeti yang membatalkan pernikahan dengan raja jin, sehingga anak perempuannya yang berusia 5 tahun dipinang bangsa jin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved