Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
FILM pendek karya sutradara Nirartha Bas Diwangkara, Where The Wild Frangipanis Grow, akan tayang perdana (world premiere) di Busan International Film Festival (BIFF) 2023. Film ini terpilih sebagai salah satu film pendek yang akan ditayangkan dalam program khusus berjudul Renaissance of Indonesia Cinema.
Where The Wild Frangipanis Grow diproduseri oleh John Badalu, diproduksi oleh Film Sarad, dan didukung Yayasan Kino Media dengan pendanaan dari Voice Global. Film ini bercerita tentang Aditya (Agus Wiratama), asisten pribadi di ashram Hindu terkenal di Bali yang menampung banyak siswa yang berjuang secara finansial.
Aditya harus memilih antara perasaannya pada Chandra (Bryan Ferguson), rekrutan baru yang polos dan kesetiaannya pada Guruji Bagus (Donny Damara), pemimpin spiritualnya yang karismatik.
Baca juga Serial Gadis Kretek hingga Gaspar Akan Diputar di Busan Film Festival 2023
Film pendek ketiga Nirartha ini berawal dari kegelisahannya pada isu kekerasan seksual yang terjadi di lingkungannya. Sebagai orang yang berasal dari lingkungan keluarga pandita Hindu, Nirartha pun cukup dekat dengan isu yang diangkat di filmnya ini.
“Di Bali, karena dekat dengan dunia pariwisata, ada sindrom harus selalu jaga nama baik. Jangan sampai memperlihatkan sisi gelap Bali. Tapi isu kekerasan seksual yang ada di film ini, dan relasi kuasa yang kuat di Bali, dan sebagai orang Indonesia yang seringnya mengutamakan soal ketuhanan dan agama, hal itu kadang juga dipakai sebagai alat untuk meraih sesuatu yang diinginkan secara pribadi,” kata sutradara Nirartha dalam konferensi pers virtual, Rabu, (23/8).
Baca juga : Festival Kekayaan Intelektual Kenalkan Karakter Lokal
Produser John Badalu menambahkan, film ini juga memiliki tujuan agenda untuk menyuarakan suara para penyintas kekerasan seksual. Diharapkan dengan diputar secara internasional, film ini juga bisa menjadi pembuka dialog sekaligus edukasi terhadap isu kekerasan seksual.
Film berdurasi 15 menit ini akan diputar bersama empat film pendek lain dari Indonesia. Di Busan International Film Festival ke-28 ini, ada sekitar 1340 film pendek dari seluruh dunia yang mendaftar. Dengan hasil seleksi progammer yang memunculkan delapan judul film pendek yang ada di program kompetisi utama dan lima film pendek di program Renaissance of Indonesian Cinema.
Aktor Donny Damara, yang bergabung di proyek ini pun merasa senang film ini akhirnya bisa ditayangkan secara internasional di salah satu festival bergengsi di Asia.
Dalam prosesnya, ia juga banyak belajar dengan para talenta baru di perfilman. Termasuk sutradara dan dua aktor muda yang menjadi lawan mainnya. Ia pun berharap film yang dibintanginya bisa menjadi perpanjangan suara para penyintas kekerasan seksual yang terjadi di institusi agama, yang seharusnya juga menjadi tempat yang aman bagi orang di dalamnya.
“Ketika diceritakan mengenai proyek ini oleh John (produser), tentang adanya fenomena kekerasan seksual yang jadi latar belakang film, sebenarnya saya agak berpikir panjang. Terlebih secara latar itu terjadi di agama Hindu, yang menurut saya relatif sakral. Ini bisa menyuarakan kejadian yang selama ini terjadi agar tidak terjadi lagi di kepercayaan dan agama apapun. Ini juga bisa menyuarakan suara para penyintas.”
Busan International Film Festival 2023 akan berlangsung pada 4-13 Oktober. (Z-5)
Setelah tayang di Busan International Film Festival 2022, film Look At Me, Touch Me, Kiss Me akhirnya bisa ditonton secara umum melalui Bioskop Online mulai 19 Februari 2024.
Drama korea Moving berhasil memenangkan beberapa penghargaan di Asia Contents Awards & Global OTT Awards dalam Busan International Film Festival (BIFF) 2023 yang digelar Minggu (8/10).
Di Busan International Film Festival tahun ini, festival memberikan program khusus untuk sinema Indonesia lewat program Renaissance of Indonesian Cinema
Dalam menggarap Ali Topan, Sidharta Tata sebenarnya sempat merasa beban karena ini diadaptasi dari kekayaan intelektual (IP) populer lawas yang sudah dikenal publik luas.
Untuk film Gaspar, Sara, dan serial Gadis Kretek, Busan menjadi tempat tayang perdana (world premiere) mereka
Selain menyediakan konten horor dan jumpscare, film Pengantin Setan juga memiliki nilai-nilai lain seperti love story, drama dan relationship antara suami dan istri
Berikut ini rekomendasi 7 film Indonesia bertema perselingkuhan dan pelakor yang tidak boleh terlewat untuk ditonton.
Tema film pendek Dear Bapak mengangkat bagaimana kasih sayang seorang bapak kepada anaknya. Ada muatan nilai sosial; keluarga, sosial budaya, pendidikan, serta sikap moral.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara bisa kamu temukan di sejumlah film karya anak bangsa yang sarat nilai persatuan dan kesatuan.
Miles Films siap melahirkan karya-karya baru dengan genre yang beragam dan berkolaborasi bersama para sineas muda.
Selain Indonesia, film Temurun juga akan tayang di negara Asia lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved