Baby Jim Aditya Ingin Bantu BNN serta Kemenkum dan HAM

“DENGAN ini kami nyatakan lulus.” Ucapan pemimpin sidang Tjut Rifameutia Umar Ali itu sontak membuat air mata meleleh dan membasahi pipi Baby Siti Salamah, 53, Kamis (14/7) siang itu.

Psikolog sekaligus aktivis AIDS yang lebih dikenal dengan nama Baby Jim Aditya tersebut meraih gelar doktor psikologi dengan predikat sangat memuaskan.

“Tentunya dengan gelar ini, saya harap saya bisa lebih banyak membantu BNN (Badan Narkotika Nasional) ataupun Ditjen Pemasyarakatan (Kementerian Hukum dan HAM),” ucap Baby saat ditemui selepas sidang.

Ibu dengan dua putra itu melihat permasalahan yang terjadi pada pengidap narkoba dan HIV/AIDS yang keluar masuk penjara karena tidak ada arahan untuk menemukan makna hidup mereka.

Berdasarkan hasil penelitiannya, mantan residivis yang berhasil bertahan di luar penjara dan tidak kembali lagi disebabkan keberhasilan dari individu tersebut dalam menemukan makna hidupnya.

“Makna hidup bersifat personal, subjektif, dan halus. Tiap orang bisa meraihnya jika dia diarahkan dan berhasil melakukan sesuatu untuk mencapai itu,” imbuh perempuan yang dikenal atas kiprahnya sebagai aktivis penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba tersebut.

Untuk itu, lanjut Baby, diperlukan konseling demi merangsang para narapidana ataupun residivis agar dapat memaknai hidup masing-masing. Menurutnya, konseling dapat menjadi cara mengidentifikasi kebutuhan dari para narapidana.

Sayangnya, lembaga permasyarakatan (LP) di Indonesia tidak ada yang memiliki konselor. Para narapidana yang masuk ke LP hanya diajari untuk bertahan hidup di lingkungan yang keras.

“Orientasi para sipir pun hanya menjaga agar mereka tidak kabur dari tempat itu,” tambah Baby.

Belum lagi, kurangnya sumber daya manusia menyebabkan rasio sipir dengan narapidana mencapai hingga 1:20. Oleh karena itu, secara khusus Baby memandang pengguna narkoba lebih tepat ditangani di pusat rehabilitasi ketimbang LP. “Meskipun belum tentu menjamin, setidaknya mereka mendapatkan konseling di sana.”

Dukungan keluarga
Mencapai gelar doktor baginya merupakan kerja sama ramai-ramai. Menurutnya, diperlukan dukungan keluarga dan pembagian waktu yang seimbang antara akademik dan kiprah pengabdian sosialnya.

Baby harus menghabiskan waktu hingga 10 semester untuk mendapatkan gelar tersebut. “Saya konsentrasi untuk disertasi ini dalam tiga bulan terakhir,” terang Baby.

Menurutnya, peran keluarga sangat membantunya dalam meraih kesuksesan tersebut. Bahkan, terjadi keterbalikan peran ketika sang suami, Jim Bary Aditya, yang harus membuatkan makanan selagi dirinya sibuk berkutat di depan layar komputernya dengan disertasi. Anak-anak, lanjut Baby, juga memiliki peran yang penting dalam membantunya. “Mereka yang membantu saya untuk download jurnal atau carikan buku,” puji Baby.

Saat ini, Baby menyatakan rumahnya juga mengalami transformasi. Buku-buku yang bertebaran saat ini menjadi pemandangan umum di ruang tamu hingga kamar pribadi Baby.
“Beruntungnya keluarga saya tidak ada masalah dalam hal ini,” tutup Baby sambil tersenyum. (H-5)

richaldo@mediaindonesia.com