Chikita Fawzi Padukan Musik dan Karya Ilustrasi

ANIMATOR Chikita Fawzi, 27, terus mengembangkan bakatnya di dunia kreatif.

Tidak lama lagi, dara yang akrab disapa Chiki itu akan merilis album lagu perdananya yang bertajuk Dimulai dari Mimpi.

Di album solo itu ia tidak akan sekadar menyuguhkan lagu, tetapi juga menyajikan ilustrasi karyanya.

"Aku pada dasarnya suka semua yang berbau kreatif dari dulu. Melukis, animasi, juga musik. Saya selalu semangat untuk melakukan semuanya," ungkap pemilik nama lengkap Marsha Chikita Fawzi itu saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/3).

Dengan memadukan lagu dan karya ilustrasi di album berformat CD itu, Chiki berharap masyarakat dapat menikmati sebuah 'paket lengkap' dari karya audio dan visual.

"Jadi, melalui ilustrasi itu, aku juga mengajak pendengar albumku untuk bisa berimajinasi dan lebih meresapi makna dari setiap lagu yang ada dalam albumku," kata gadis yang turut menggarap film animasi Upin Ipin itu semasa kuliah dan berkarier di Malaysia.

Chiki mengaku sejak kecil sangat menyukai musik.

Ia aktif bermain musik sejak duduk di bangku SMP.

Bersama band-nya, ia menjajal berbagai aliran musik, seperti malaysian rock, electronic, juga pop.

"Aku mau serius di musik. Aku sangat semangat berkarya di (bidang) musik. Karena basic-ku juga pelukis dan animator, aku akan selalu menyertakan karyaku yang lain sebagai pelengkap dan pembeda," imbuh Chiki yang telah kembali menetap di Indonesia selama dua tahun belakangan ini.

Dalam album yang berisikan delapan lagu tersebut, putri kedua dari pasangan rocker Ikang Fawzi dan aktris Marissa Haque itu bekerja sama dengan musikus Iga Masardi.

Iga berperan sebagai produser dan menyumbang satu lagu. Tujuh lagu lainnya merupakan ciptaan Chiki.

"Semua kukerjakan sendiri. Album ini juga aku buat tanpa label untuk menghindari adanya intervensi dalam karya yang aku ciptakan," imbuhnya.

Monso House
Terkait dengan dunia animasi, Chiki bersama lima temannya mendirikan Monso House, sebuah perusahaan animasi independen.

Perusahaan itu memproduksi berbagai karya animasi, khususnya untuk kalangan anak-anak. Beberapa karya yang pernah digarap ialah film animasi anak Goceks dan Kembang Gula.

Melalui Monso House, ia dan teman-temannya berharap bisa turut serta membangkitkan dunia animasi Indonesia.

Diakuinya, dengan kondisi saat ini, cukup sulit mengembangkan bisnis animasi di Indonesia.

Meski demikian, ia dan kawan-kawan di Monso House tidak putus harapan.

"Kami terus berusaha berkarya. Berbagai tawaran jasa pembuatan animasi dan lukisan masih menjadi kegiatan utama saya dan teman-teman hingga saat ini," tutur lulusan Multimedia University, Malaysia itu. (H-4)