Presiden Jokowi Minta Hortikultura Lebih Digenjot

04/4/2017 20:42
Presiden Jokowi Minta Hortikultura Lebih Digenjot
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

KINERJA sektor pertanian mendapat apresiasi Presiden Joko Widodo dalam rapat kerja Kabinet Indonesia Bersatu. Terbukti swasembada beras kali ini bisa tercapai dengan baik.

''Stok di Bulog tadi malam saya lihat sudah sampai 2 juta ton. Biasanya kan Januari, Februari, Maret stok kita paling rendah. Tapi hingga saat ini menjelang panen raya tiba justru stoknya sangat banyak,'' tutur Presiden Jokowi, Selasa (4/4).

Selanjutnya, Presiden meminta Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi hortikultura baik buah-buahan dan sayuran. ''Untuk belanja pertanian, lebih diarahkan untuk mengembangkan tanaman hortikultura. Padi saya kira sudah mulai rampung, jadi diarahkan ke tempat yang lain,'' ucapnya.

Kementerian Pertanian berhasil melakukan berbagai terobosan, termasuk swasembada beras pada 2016. Produksi gabah 2016 sebesar 79,3 juta ton gabah kering kering (GKG) atau setara 44,4 juta ton beras, jauh melampaui kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia sekitar 33 juta ton per tahun.

Memasuki 2017, Indonesia bahkan sudah mulai mengekspor beras premium ke Papua Nugini dan memberikan bantuan kemanusiaan 5 ribu ton beras ke Sri Lanka. Di samping itu, Indonesia juga telah mengadakan kerja sama dengan Malaysia dalam rangka ekspor beras organik dari Kalimantan ke Malaysia.

Terkait dengan komoditas pangan strategis lainnya, tingkat impor pangan Indonesia semakin menurun. Saat ini Indonesia sudah tidak mengimpor cabai segar dan bawang merah konsumsi, serta berhasil menekan tingkat impor jagung 2016 hingga 66%. Pada 2017, Indonesia diyakini tidak akan impor jagung untuk pakan ternak, karena produksi melimpah.

Kementerian Pertanian juga berhasil melakukan terobosan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Berdasarkan komparasi data tahunan, terjadi tren positif pada nilai Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). NTP 2016 mencapai 101,65 meningkat 0,06% dibandingkan NTP 2015 yang sebesar 101,59. NTUP rata-rata nasional 2016 juga berada di posisi tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Pada 2016 NTUP mencapai 109,86 atau naik 2,3% dibandingkan 2015.

Kementan menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Berdasar roadmap yang telah disusun, pada tahun ini Indonesia ditargetkan swasembada jagung. Selanjutnya pada 2019 swasembada untuk gula konsumsi dan kedelai, di 2025 untuk gula industri, di 2026 untuk daging sapi, dan pada 2033 untuk bawang putih. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya