Social Finance Cocok Dijalankan

INSTRUMEN pembiayaan program social finance untuk membangun proyek sosial seperti kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi kecil sangat cocok diterapkan di Indonesia.

"Program itu sesuai dengan Indonesia yang mayoritas masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad pada Workshop Social Finance and Social Enterprises di Jakarta, kemarin.

Karena itu, OJK mendukung rencana diterbitkannya instrumen pembiayaan program social finance.

Program itu bisa diwujudkan melalui penciptaan instrumen pendanaan baru untuk membiayai berbagai proyek yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dua instrumen yang dikembangkan untuk mendukung pembiayaan sosial itu ialah pembentukan dana investasi pembiayaan sosial (social finance investment fund) dan obligasi berdampak sosial (social impact bonds).

Dana investasi pembiayaan sosial ialah dana investasi untuk membiayai berbagai proyek sosial seperti mengatasi kemiskinan dan pengangguran, serta mengembangkan ekonomi masyarakat.

Obligasi berdampak sosial ialah surat utang yang diterbitkan untuk membiayai proyek berdampak sosial, seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup.

"Dengan kedua instrumen pembiayaan itu, investasi dan pendanaan diterbitkan dengan berbasis social community development sekaligus menjaga kelestarian lingkungan hidup," pungkasnya.

Direktur Wilayah UNDP Christophe Bahuet mendukung pembiayaan program itu yang melingkupi pendanaan swasta seperti impact investors, angel investors, crowdfunding, atau venture capital yang menguntungkan dari segi keuangan dan kehidupan sosial.

Sebelumnya, untuk mendukung pembiayaan konsep social finance, OJK meluncurkan Tim Percepat-an Akses Keuangan Daerah dan program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).