Penyaluran Kredit BNI Melebihi Rerata

MENUTUP tahun buku 2016, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat pertumbuhan kredit 20,6%. Angka tersebut diklaim melampaui pertumbuhan kredit rata-rata industri perbankan 8,5% per November 2016. Hingga akhir 2016, jumlah kredit BNI tercatat Rp393,28 triliun, sedangkan pada periode yang sama 2015, penyaluran kredit Rp326,11 triliun.

Direktur Consumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo pada konferensi pers Paparan Kinerja BNI Tahun 2016 di Jakarta, kemarin, mengatakan secara portofolio, penyalur-an kredit oleh BNI sepanjang 2016 paling tinggi untuk segmen business banking yakni 72,7% atau setara Rp286,1 triliun, dengan perincian Rp95,8 triliun ke korporasi dan kredit ke BUMN Rp78,3 triliun. Adapun untuk segmen menengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9% dan 20,5%.

"Sebesar Rp65,1 triliun atau 16,5% ke segmen consumer banking, serta sisanya 11,8% disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan perusahaan-perusahaan anak," tutur Anggoro.

Meskipun begitu, perusahaan mengakui terdapat ke-naikan rasio kredit macet (NPL) yang tadinya sebesar 2,7% pada 2015 menjadi 3% di 2016. Direktur Business Banking BNI Putrama Wahyu menjelaskan kenaikan NPL terutama disebabkan dua debitur segmen korporasi, PT Trikomsel dan PT Maritim.

"Permasalahan sedang pro-ses dan sudah ada kesepakatan dengan kreditur dalam peng-adilan niaga.

" Pada akhir tahun, BNI mencetak laba bersih Rp11,34 triliun atau tumbuh 25,1% ketimbang laba 2015. Wakil Direktur Utama BNI Suprajanto mengklaim, perolehan laba yang tumbuh di atas 20% tersebut menunjukkan kinerja BNI dibandingkan rata-rata industri perbankan.

Sementara itu, aset BNI di akhir 2016 mencapai Rp603,03 triliun atau meningkat 18,6%. Pertumbuhan aset terutama ditopang kenaikan dana pihak ketiga yang mencapai 17,6% di tahun lalu menjadi Rp435,55 triliun.