Inflasi Tahun ini Bisa di Atas 4%

Fat/Ant/E-2
20/1/2017 04:11
Inflasi Tahun ini Bisa di Atas 4%
(MI/Rommy Pujianto)

BANK Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi sepanjang 2017 bisa mencapai di atas 4%, lebih tinggi daripada inflasi sepanjang 2016 lalu, 3,02%.

"Terkait dengan inflasi, pada 2017 barangkali tidak serendah 2016 karena dua hal, yakni administered prices (harga-harga yang ditetapkan pemerintah) dan volatile food (pangan bergejolak)," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Juda Agung saat jumpa pers di Kantor BI Jakarta, kemarin.

Pemerintah pada awal tahun ini sudah menaikkan tarif listrik bagi pelanggan 900 volt ampere (VA) yang dinilai tidak layak menikmati subsidi.

Selain itu, pemerintah menaikkan tarif pengurusan surat kendaraan bermotor.

"Mungkin ada reformasi subsidi yang akan dilakukan pemerintah. Karena itu, pada 2017, perkiraan kami baseline inflasi bisa di dekat di atas 4%. Kami setuju dengan yang disampaikan Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), kemungkinan inflasi di atas 4%," ujarnya.

Kendati demikian, reformasi subsidi energi yang dilakukan pemerintah dinilai akan memberikan dampak yang baik dari sisi keuangan negara.

"Ini positif dari sisi fiskal dan positif dalam konteks konsistensi reformasi subsidi," kata Juda.

Pada Januari, dampak administered price diperkirakan menyumbang inflasi 0,34%.

Hingga pekan kedua saja, survei BI menyebutkan inflasi nasional mencapai 0,69%.

"Inflasi 0,69% di pekan ke dua. (Sebabnya) kan ada (penyesuaian) administered prices," sebut Juda.

Volatile food, menurut Juda, harus menjadi perhatian sebagaimana yang terjadi pada 2016 lalu ketika harga pangan masih menyumbang inflasi terbesar.

Sebelumnya, inflasi 2016 terkendali pada level rendah dan berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 3%-5%.

Inflasi pada Desember 2016 tercatat 0,42% (mtm), lebih rendah daripada bulan sebelumnya, 0,47% (mtm), sehingga secara keseluruhan tahun inflasi 2016 ialah 3,02% (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan inflasi rendah itu didukung inflasi inti yang rendah dan administered prices yang minimal di tengah inflasi volatile food yang masih meningkat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya