Fasilitas KITE bagi Pelaku UKM Segera Meluncur

MI
09/1/2017 10:16
Fasilitas KITE bagi Pelaku UKM Segera Meluncur
(ANTARA/Umarul Faruq)

DIREKTORAT Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan akan memberikan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) bagi pelaku industri kecil dan menengah. Pelaku di Jawa Tengah akan menjadi yang pertama menerima fasilitas tersebut.

Dalam keterangan persnya kemarin, Direktur Fasilitas Kepabeanan Bea dan Cukai Robi Toni mengatakan fasilitas KITE akan dirilis di sentra tembaga Tumang, Jawa Tengah, akhir bulan ini.

"Tumang kami pilih karena proses bisnisnya benar-benar mewakili tujuan dari fasilitas KITE industri kecil dan menengah. Di sana banyak perajin tembaga yang produksinya diekspor sampai ke Eropa, tapi bahan bakunya selama ini diperoleh melalui distributor," ujarnya.

Melalui pemberian fasilitas KITE, industri kecil dan menengah mendapatkan kemudah-an berupa pembebasan bea masuk dan pajak impor bagi industri yang memerlukan impor bahan baku, sepanjang hasil produksinya diekspor.

"Dengan fasilitas KITE, rantai pasok ini kami potong. Bea masuk dan PPN impornya juga kami bebaskan. Dengan demikian, harga produk Tumang nantinya akan lebih kompetitif karena ongkos bahan baku bisa dihemat," ucap Robi.

Selain insentif fiskal berupa pembebasan pajak impor, industri kecil dan menengah juga diberikan kemudahan operasional, seperti penyediaan modul sistem pencatatan barang secara gratis, pembebasan jaminan, dan pemberian akses kepabeanan kepada industri yang mendaftar.

Fasilitas KITE bagi industri kecil dan menengah juga merupakan bagian terintegrasi dalam upaya otoritas bea cukai untuk menciptakan sistem logistik yang efektif dan efisien. Dengan fasilitas itu, akses impor dan ekspor industri kecil dan menengah telah diperluas.

Pelaku usaha yang meminati fasilitas KITE, menurut Robi, dapat mengajukan permohonan ke kantor bea cukai terdekat. DJBC juga siap memberikan asistensi bagi industri yang ingin menggunakan fasilitas ini.

Selama ini, industri kecil dan menengah tercatat menyumbang 57% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan menyerap 97% tenaga kerja. Namun, kontribusi mereka terhadap ekspor nasional dianggap masih nisbi rendah ketimbang negara-negara lain di Asia Pasifik. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya