Jaga Likuiditas, Bank Jateng Pinjam BCA Rp1 T

GUNA memperkuat struktur pendanaan untuk penyaluran kredit, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) telah menerima pinjaman bilateral senilai tidak lebih dari Rp1 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menjelaskan pinjaman tersebut akan dipakai untuk memperlancar likuiditas perusahaan karena likuiditas kelompok bank pembangunan daerah (BPD) pada akhir tahun cukup sensitif. Hal itu terjadi karena daerah melakukan pelunasan proyek pada akhir tahun sehingga ada tarikan keluar dari dana pihak ketiga (DPK).

"Pengetatan itu biasanya mulai terjadi pada sekitar November sampai Desember, skema pinjaman bilateral ini menjadi salah satu solusi demi DPK bisa lebih matching," ujarnya seusai penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, kemarin.

Nantinya, perusahaan juga akan menyalurkan pinjaman tersebut untuk kredit di sektor produktif, seperti kredit usaha rakyat (KUR), dan kredit infrastruktur. Pinjaman yang didapatkan Bank Jateng dari bank swasta terbesar di Indonesia itu memiliki bunga kredit yang mengacu kepada Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) tiga bulan ditambah margin 1,25%, dengan tenor satu tahun.

Dengan begitu, rata-rata bunga kredit pinjaman antarbank itu berada pada level sekitar 8,6%, yang mana sampai kemarin, posisi JIBOR tiga bulan berada pada level 7,36%. "Kami akan langsung menggunakan fasilitas pinjaman ini pada sisa tahun berjalan ini," tuturnya.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyambut baik kerja sama itu. Ini merupakan inovasi skema pinjaman bilateral yang dilakukan BPD kepada bank besar atau bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV.

"Bagi kami ini bukan hanya soal memberikan pendanaan, melainkan sekaligus menggeliatkan fungsi intermediasi perbankan. Saat ini, rasio pinjaman terhadap pendanaan (LFR) kami sudah 75%-78%, kami harap BPD lain bisa terinspirasi inovasi skema ini," tandas Jahja.(Arv/E-2)