Harga Solar dan Premium Bergeming

PEMERINTAH mempertahankan harga BBM jenis premium, solar bersubsidi, dan minyak tanah untuk periode Januari-Maret 2017. “Harga premium, solar, dan minyak tanah, sesuai arah-an Presiden, untuk sementara ditetapkan tidak naik dulu,” kata Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, keputusan itu diambil demi menjaga daya beli masyarakat. Adapun sesuai Peraturan Menteri ESDM No 4/ 2015, pemerintah mengevaluasi harga BBM jenis solar dan premium setiap tiga bulan. Namun, Jonan mengaku akan melihat perkembangan harga minyak dunia pada Januari-Februari 2017. Apalagi, harga minyak belakangan memang tengah dalam tren naik. “Januari atau Februari kita akan lihat perkembangannya,” imbuhnya.

Dengan ketetapan itu, harga jual jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan tetap, yakni premium Rp6.450 per liter, solar bersubsidi tetap Rp5.150 per liter, dan minyak tanah Rp2.500 per liter.

Dalam menanggapi keputusan pemerintah, PT Pertamina menyatakan akan meneruskan upaya efisiensi guna mengurangi beban perseroan. “Saat ini, kami melihat bahwa harga minyak dunia masih fluktuatif sehingga nanti kita lihat lagi Februari, Maret, seperti apa. Kami yakin bahwa pemerintah memberi perhatian terhadap kinerja kami, di samping perhatiannya terhadap daya beli masyarakat,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.

Wakil Dirut Pertamina Ahmad Bambang menambahkan, harga BBM idealnya naik sejak 1 Oktober lalu mengikuti kenaikan harga minyak dunia. Namun, kala itu Pertamina setuju harga bergeming. Ia mengamini kenaikan harga solar memang sulit lantaran banyak dipakai untuk angkutan dan distribusi barang sehingga memengaruhi inflasi.

Adapun sejak medio 2016, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) serta minyak mentah Brent North Sea berkisar US$50 per barel. Posisi itu naik dari awal tahun ini ketika harga minyak di kisaran US$30 per barel. (Ant/E-1)