Indonesia-Iran Tingkatkan Kerja Sama Energi

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) memanfaatkan kunjungannya ke Iran untuk meningkatkan kerja sama bidang energi kedua negara. Iran merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan energi yang cukup tinggi. Diversifikasi mitra kerja sama energi sangat penting untuk mendukung ketahanan energi nasional.

Hal itu menjadi agenda pembica­raan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Istana Jomhouri, Sa’dabad, Iran, kemarin.

Presiden Joko Widodo kemudian menerangkan bentuk kerja sama yang menjadi fokus perhatian kedua negara kali ini ialah mengenai energi serta minyak dan gas bumi. Bentuk kerja sama di bidang tersebut diyakini akan memberi keuntungan bagi Indonesia di saat pemerintah dapat melakukan efisiensi harga untuk pembelian elpiji dari Iran.

“Pembelian elpiji dari Iran ke Indonesia untuk 2017 sebesar lebih dari 500 ribu metrik ton. Dengan kerja sama pembelian elpiji ini, efisiensi harga dapat dilakukan,” terang Presiden dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, kemarin.

Pemerintah Iran juga memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden Jokowi mengungkap rencana investasi pembangunan kilang minyak dan pembangkit listrik mobile di Indonesia oleh Iran.

“Rencana investasi pembanguan refinery di Jawa Timur oleh Iran. Pembangunan mobile power plant oleh Iran di Indonesia sebesar kurang lebih 5.000 Mw,” ungkap Presiden.

Selain itu, turut dibahas keduanya mengenai kemungkinan untuk melakukan kerja sama pengelolaan dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri. Sebelumnya, pada Agustus lalu, PT Pertamina dan National Iranian Oil Company (NIOC) telah menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan studi pendahuluan terhadap kedua lapangan minyak raksasa di Iran tersebut.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan pembicaraan yang akan dilakukan yaitu kerja sama Pertamina dengan NIOC juga antara PLN dan Mapna Group (Iran Power Plant Projects Management Company). (Pol/E-2)