Apple Tetap Sulit Menahan Keroyokan Android

TIDAK sekadar mampu mengubah beragam pola hubungan sosial menjadi lebih cepat dan instan, kehadiran ponsel dan gawai pintar juga diiringi tumbuhnya beragam kreasi bisnis aplikasi yang turut menumbuhkan sektor bisnis baru di seluruh dunia.

Bila ditelaah, persaingan produk ponsel dan gawai pintar itu tidak semata dalam bentuk beragam merek global. Sejatinya persaingan paling ketat justru ada di sistem operasi di dalam perangkat tersebut.

Dari tiga sistem operasi yang umum dipakai, persaingan paling ketat muncul antara sistem operasi IOS dari Apple Inc, dengan Android yang dimiliki Google Inc.

Sementara itu, sistem operasi Windows dari Microsoft hanya bertahan dalam pemakaian komputer jinjing dan komputer pribadi (PC) saja.

Persaingan kedua pemain besar itu tecermin dari gencarnya produksi produk masing-masing secara silih berganti bahkan bersamaan.

“Meski Apple berupaya memosisikan diri di kelas yang lebih elite dan selalu merilis ponsel canggih seperti Iphone 7, seri teranyar yang menjadi sorotan dunia, bukan berarti menggeser Android dari posisi ‘raja’ penjualan global,” demikian laporan lembaga riset Strategy Analytics, seperti dirilis Cnnmoney.com, akhir pekan lalu.
Sembilan dari 10 ponsel pintar yang dijual secara global pada kuartal III tahun ini menggunakan Android sebagai sistem operasi.

Dalam laporan itu disebutkan, Android menyumbang rekor 87,5% dari 375 juta ponsel pintar yang dijual global pada kuartal III 2016, naik dari angka 84% tahun lalu.
Dari angka itu, penjualan global Apple sekitar 45,5 juta Iphone, turun 5,2%, sedangkan ponsel pintar Android menyentuh 328,6 juta, naik 10%. Apple membukukan penurunan penjualan pertama sejak 2001, hanya beberapa minggu setelah peluncuran Iphone 7.

Ratusan produsen, dari Samsung hingga produsen asal Tiongkok yang dirakit di negara lain, memperkuat serbuan Android, jika dibandingkan dengan IOS yang hanya mendukung Iphone. Di negara berkembang, tempat penetrasi ponsel pintar, perangkat Android memberikan pilihan murah untuk akses data, aplikasi, dan layanan lainnya di daerah dengan bandwidth rendah.

“Layanan murah dan perangkat lunak yang ramah pamakai tetap menarik bagi pembuat perangkat keras, operator, dan konsumen di seluruh dunia,” kata Direktur Strategy Analytics Woody.

Meski sempat mengalami ‘pukulan’ pada September 2016, ketika produk anyar Samsung Galaxy Note 7 meledak karena masalah baterai dan menyebabkan penarikan besar-besaran dari perangkat, hal itu tetap tidak menggusur Android dari takhta global.

“Untuk IOS sulit menggeser Android dalam waktu dekat, terutama ketika perangkat lunak Apple hanya berfungsi untuk produk mereka sendiri,” tutup Woody. (Arv/E-3)