Ancaman Banjir Tereduksi, Nilai Jual Kemang masih Tinggi

27/10/2016 02:57
Ancaman Banjir Tereduksi, Nilai Jual Kemang masih Tinggi
(MI/ARYA MANGGALA)

BANJIR besar yang melanda sebagian wilayah Kemang, Jakarta Selatan, pada Agustus lalu, tidak mempengaruhi nilai jual dari kawasan Kemang sendiri.

"Kemang ternyata tetap jadi primadona. Istilahnya, back to basic. Minat konsumen dan investor menggarap Kemang tetap tinggi. Adanya genangan beberapa waktu lalu tidak mengurangi minat masyarakat," kata Direktur ERA Vigo, Riduan Goh, di Jakarta, Kamis (27/10).

Sebelumnya, banjir besar yang melanda sebagian wilayah Kemang, Jakarta Selatan, pada Agustus lalu, mengejutkan banyak pihak. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahkan memerintahkan jajaran Pemerintah Provinsi DKI untuk segera membenahi kawasan elite itu agar banjir tidak kembali datang.

Beberapa langkah antisipasi dilakukan seperti, pendataan sertifikat kepemilikan bangunan komersial di bantaran kali dan resapan air untuk ditertibkan.

Riduan menjelaskan, nilai jual Kemang yang masih tinggi karena lokasi Kemang memang strategis, berada di selatan dan tidak jauh dari pusat kota serta mudah diakses. Penghuni dan investor, kata Ridwan, bisa mendapatkan semua kebutuhan hidup seperti kuliner, keperluan rumah tangga, pendidikan, hiburan, bisnis, perkantoran, dan layanan publik.

"Secara umum kawasan selatan memang masih favorit untuk konsumen. Khususnya, bagi kalangan pembeli end user yang mencari hunian untuk tempat tinggal. Misalnya, pasangan muda yang hendak menikah tetapi enggan menumpang dengan orangtua," kata Riduan.

Selain itu, lanjut dia, kenaikan nilai unit properti di kawasan Kemang juga terbilang menggiurkan. Ia pun mencontohkan, untuk kisaran harga apartemen dengan rentang harga Rp1,5 miliar hingga Rp2,5 miliar dapat diestimasikan menjanjikan keuntungan hingga 100% dalam kurun waktu tiga tahun (36 bulan).

Terlebih, Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung, mengatakan, konsumen memiliki kebiasaan umum saat memulai pencarian properti yakni dengan kata kunci lokasi, harga, dan desain.

"Berdasarkan analisis, masyarakat yang semakin mapan dari sisi umur, tidak lagi mementingkan desain dan harga. Golongan ini memiliki kecenderungan lebih terfokus pada lokasi," kata Untung, saat pemaparan hasil Sentiment Survey H2/2016 di Jakarta, Rabu (26/10).

Pembeli properti, lanjut dia, memiliki perilaku umum mendatangi beberapa lokasi hunian incaran sebelum membuat keputusan pembelian. Setidaknya, sebanyak 78,05% menunjukkan tren tersebut. Sedangkan keputusan yang diambil saat mendatangi pameran hanya 12,76%.

Pendeknya, kawasan Kemang ternyata terus menjadi kawasan primadona. Hal ini tentunya mengharuskan pihak Pemprov DKI untuk ikut menjaga pertumbuhan kawasan ini dengan merancang kebijakan-kebijakan yang membuat nyaman penghuninya.

"Tentu saja, semuanya harus dibarengi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dengan tetap menjaga perilaku bersahabat untuk lingkungan di kawasan ini, agar peristiwa banjir yang sempat menggenangi kawasan Kemang tidak terulang kembali," pungkas Ignatius. (RO/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya