Meski Banjir, Kawasan Kemang Tetap Primadona

BANJIR besar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yang terjadi pada akhir Agustus 2016 lalu, mengejutkan banyak pihak. Di beberapa titik, seperti di jalan Kemang Raya, tinggi air mencapai bahkan hampir 1 meter sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan bermotor.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut banjir besar di Kemang itu disebabkan curah hujan sangat tinggi yang meluapkan Kali Krukut, dan ditambah di sepanjang badan Kali Krukut sekarang juga banyak bangunan yang berdiri. Akibatnya, lebar Kali Krukut pun menyusut, dari awalnya 20-25 meter kini menjadi 5 meter.

Langkah Pemerintah Provinsi DKI berikutnya ialah melakukan pendataan sertifikat kepemilikan bangunan komersial di bantaran kali dan resapan air untuk kemudian ditertibkan. Pemprov DKI juga tidak akan mengeluarkan izin untuk bangunan di kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan air. Selain itu perbaikan drainase juga akan terus dilakukan.

Dengan langkah Pemprov DKI itu, sebenarnya masyarakat tidak perlu cemas atas risiko banjir di kawasan Kemang di masa mendatang. Apalagi, banjir hanya terjadi di beberapa titik. Masih banyak kawasan Kemang yang tidak terkena banjir sehingga tentu saja masih layak huni.

Menurut pengamat properti yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghada, Kemang masih pantas menjadi kawasan pilihan untuk tempat tinggal karena lokasinya yang strategis, dan tidak jauh dari pusat kota serta mudah diakses. Penghuni yang tinggal di kawasan ini bisa mendapatkan semua kebutuhan hidup seperti kuliner, keperluan rumah tangga, pendidikan, hiburan, bisnis, perkantoran, dan layanan publik. Bahkan hingga sekarang masih bermunculan tempat-tempat hang out dan hunian baru seperti apartemen di Kemang.

"Terlebih, sekitar 60% dana repatriasi dari program amnesti pajak diprediksi akan diinvestasikan ke sektor properti. Masuknya dana repatriasi akan memberikan dorongan psikologis yang kuat kepada investor untuk melakukan investasi di sektor properti," kata Ali di Jakarta, Senin (17/10).

"Mengapa properti menjadi prioritas? Sektor properti sebagai investasi jangka panjang akan menjadi sebuah pilihan utama dengan peningkatan nilai properti yang semakin bertumbuh," imbuh Ali.

Banjir di sebagian wilayah Kemang tentunya tidak menyurutkan minat investor untuk memilih wilayah ini sebagai lahan garapannya. Seperti daerah lain di Jakarta yang juga terdampak banjir, Kelapa Gading, Kemang tetap memiliki potensi besar, baik untuk investor maupun untuk konsumen yang mencari tempat tinggal. Kemang tetap menjadi primadona.

Namun di atas itu semua, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga agar Kemang tetap menjadi kawasan bersahabat bagi semua orang yang datang maupun tinggal di daerah yang dahulu bernama Kampung Kebon ini.

Kesadaran menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan serta kesadaran untuk menaati segala aturan yang ada, termasuk tidak mendirikan bangunan di daerah terlarang dan tidak membuang sampah sembarangan. (RO/OL-4)