Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Begini Jurus Kementan Menjaga Ketahanan Pangan

Reza Sunarya
31/7/2024 11:28
Begini Jurus Kementan Menjaga Ketahanan Pangan
Forum tematik bakohumas Kementan sosialikasikan stategi Kementan dalam menjaga ketahanan pangan di Purwakarta, Selasa (30/7) sore.(MI/Reza Sunarya)

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) membuka Forum Tematik Bakohumas dengan tema Akselerasi Produksi Menghadapi Ancaman Krisis Pangan untuk membahas strategi-strategi yang dilakukan oleh Kementan menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan, Arief Cahyono, mengungkapkan bahwa saat ini Kementan sedang berkerja keras untuk meningkatkan produksi beras untuk mencapai swasembada.

"Saat ini kami semua turun ke lapangan. Semua pejabat yang ada di Kementerian Pertanian, staf-staf di Kementerian Pertanian yang sedang turun ke lapangan. Kita lagi berfokus untuk bisa meningkatkan produksi pangan," Kata Arief Cahyono dalam sambutannya di Hotel Harper Purwakarta pada hari Selasa (30/7).

Baca juga : Kementan Targetkan Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau

Menurut Arief Cahyono, untuk menghadapi ancaman kelaparan global, Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah strategis, antara lain percepatan program Perluasan Areal Tanam (PAT), mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton, optimalisasi program pompanisasi (62.378 unit pompa air dan 9.904 irigasi perpompaan ), optimasi lahan rawa (360.000 ha), dan tumpangsari padi gogo pada tanaman kelapa sawit (300 ribu ha) serta memberikan bantuan benih padi sebanyak 1,9 juta hektare dan benih jagung sebanyak 790 ribu hektare.

"Upaya pompanisasi yang kita lakukan saat ini di seluruh Indonesia itu untuk mengejar ketersediaan air, mengairi sawah-sawah kita yang mungkin dulu hanya tanamnya hanya satu kali. Karena ketersediaan air, kita sekarang kita kasih pompa sehingga dia bisa tanam dua kali hingga tiga kali," ungkap Arief.

Untuk melanjutkan kinerja di tahun berikutnya, program strategis Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan pada 2025 di antaranya adalah optimasi lahan rawa, pompanisasi lahan tadah hujan, cetak sawah swakelola, pertanian modern, dukungan program makan bergizi, penguatan penyuluh pertanian, dan hilirisasi komoditas pertanian.

Baca juga : Waspadai Krisis Pangan, Kementan Fokus Tingkatkan Produksi Padi

"Pak Menteri sangat berharap kita bisa terus menyampaikan kepada publik bahwa kerja-kerja nyata yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Pertanian. Sekarang kita sudah bisa surplus 700 ribu ton beras dari berbagai upaya yang sudah dilakukan saat ini," jelasnya

"Harapannya produksi kita ke depan akan cukup, tidak ada lagi impor dan kita bisa mencukupi semuanya dari dalam negeri sehingga kita bisa juga melakukan ekspor kelak. Itu adalah cita-cita yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Pertanian," tambahnya

Sementara, Direktur Pengelolaan Media Kominfo, Nursodik Gunarjo, mengatakan bahwa Kementan memiliki tugas yang sangat berat mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia.

Baca juga : Kementan Sebut Harga Cabai Rawit Merah Naik akibat Kekeringan

"Tentu saja Indonesia sebagai negara agraris dengan populasi yang lebih dari 270 juta jiwa tentunya menghadapi tantangan tersendiri juga di dalam memastikan ketersediaan dan akses pangan yang memadai bagi seluruh masyarakatnya. Meskipun di sisi lain, kita juga memiliki potensi yang sangat besar untuk jadi negara yang mandiri dalam produksi makanan," kata Nursodik.

Nursodik meyakini bahwa program Gerakan Akselerasi Peningkatan Produksi Pangan yang dilakukan Kementan yang kini sedang berjalan dan terus dikembangkan bisa menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk mengubah ketergantungan impor menjadi negara pengekspor. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya