Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

5 Alasan Daging Babi Lebih Murah daripada Daging Sapi

Eve Candela F.
23/5/2024 23:50
5 Alasan Daging Babi Lebih Murah daripada Daging Sapi
Pedagang menjajakan daging sapi untu kebutuhan masak lebaran di Pasar kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2022).(MI/RAMDANI)

DAGING babi dan daging sapi ialah dua daging yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia. Keduanya memiliki harga yang berperan penting dalam pilihan konsumen.

Daging babi umumnya memiliki harga per kilogram (kg) lebih rendah dibandingkan daging sapi. Selain itu, jika daging sapi impor atau dijual menjelang hari raya, harganya bisa naik secara signifikan. 

Nah, berikut alasan daging babi lebih murah daripada daging sapi. 

Baca juga : Waspadai Istilah Babi dalam Komposisi Produk Makanan

1. Pola makan babi berbeda dengan sapi.

Babi ialah hewan omnivora. Dengan kata lain, babi bisa memakan daging dan tumbuhan secara bersamaan.

Artinya, babi lebih mudah diberi makan dan berkembang lebih cepat. Tidak butuh waktu lama untuk mencapai ukuran pasar.

Saat makan, babi mengubah makanan yang masuk ke tubuhnya menjadi protein dan lemak, sehingga dagingnya dapat dimakan. Berat badan babi bertambah dengan cepat. 

Baca juga : Zat dari Babi dalam Campuran Pangan dan Kosmetik

Berbeda dengan sapi. Sapi hanya memakan rumput, sehingga perkembangan tubuh tidak sesignifikan babi.

2. Pengambilan daging babi lebih mudah.

Dibanding daging babi, ukuran daging sapi jauh lebih besar dan berat. Oleh karena itu, proses penyembelihan sapi hingga pengambilan dagingnya membutuhkan waktu yang cukup lama.

Sementara itu, pengolahan daging babi membutuhkan energi yang lebih sedikit dan biaya yang lebih murah dari pengolahan daging sapi. Tentu saja hal ini memengaruhi harga jual di pasaran.

Baca juga : H-10 Lebaran, Harga Daging Sapi di Babel Merangkak Naik

3. Tingkat pertumbuhan.

Babi tumbuh dengan cepat dan cenderung menghasilkan banyak keturunan. Rata-rata babi betina hamil selama 16 hingga 17 minggu dan melahirkan 10 anak atau lebih.

Babi dapat melahirkan dua kali yang tumbuh dengan cepat setiap tahun. Babi disembelih ketika sudah mencapai bobot 99,7 kg yang artinya sebelum mencapai kematangan pubertas.

Sapi hanya bisa melahirkan satu kali dalam setahun sehingga biaya pemeliharaannya mahal. Biasanya sapi hamil selama 283 hari dan hanya melahirkan satu anak.

Baca juga : Bulog Cirebon Siapkan 3,5 Ton Daging Kerbau Jelang Puasa

Sapi jantan biasanya tidak disembelih sampai berumur tiga tahun. Sapi betina saat ini hanya disembelih pada masa setelah tidak produktif, biasanya pada usia enam atau tujuh tahun. 

4. Faktor gizi.

Daging babi kaya nutrisi dan vitamin D, tetapi juga mengandung banyak lemak. Ini berbeda dengan daging sapi yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dan vitamin B1, B2, dan E. 

Daging sapi juga tinggi vitamin B12. Ini membuat daging sapi lebih mahal ketimbang daging babi.

5. Daging babi dapat dipotong lebih cepat.  

Daging babi tumbuh lebih cepat dibandingkan daging sapi. Karenanya, daging babi dapat dipotong lebih cepat.
 
Kalau sapi baru bisa dipotong pada umur sekitar satu tahun, lain dengan babi. Babi dapat dipotong pada umur 5-6 bulan. 

Babi pada usia itu sudah mengandung komponen daging yang baik. Jika tersedia di pasaran, sering kali dagingnya berkualitas baik dan mengandung banyak lemak. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya