Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Fenomena El Nino Akibatkan Masa Tanam Mundur sehingga Harga Beras Mahal

Naufal Zuhdi
06/3/2024 19:15
Fenomena El Nino Akibatkan Masa Tanam Mundur sehingga Harga Beras Mahal
Petani di wilayaj Solo Raya sedang menggarap dan merawat tanaman padi miliknya.(MI/Widjajadi)

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA), Prof. Bustanul Arifin menyebut bahwa kenaikan harga beras tidak dapat terlepas dari fenomena El Nino yang terjadi di 2023. Akibat dari fenomena El Nino itu, terjadi pergeseran musim tanam di 2024.

"Bergeser sebulan dan bahkan hampir dua bulan," ucapnya di Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (6/3).

Bustanul menilai, dampak yang diberikan El Nino terlalu dahsyat sehingga musim panen 2024 diperkirakan lebih rendah dibandingkan musim panen tahun lalu.

Baca juga : Harga Beras pada Februari Tertinggi dalam Sejarah, ini Dua Sebabnya

Selain itu, ia juga menyebut bahwa produksi padi di Indonesia stagnan. Hal tersebut bisa dilihat dari produktivitas padi di 2022 yang berada di angka 5,24 ton per hektar, hanya naik menjadi 5,26 ton per hektar di 2023.

"Tidak sampai 1% peningkatannya, itu kan kecil sekali. Dan peningkatan itu bukan karena produktivitas, tapi karena luas panen. Sehingga kalau ada gangguan El Nino kita kelabakan semua karena penggunaan teknologi juga kurang bagus dan ketersediaan pupuk juga bermasalah," jelas Bustanul.

Sementara itu, ia menegaskan bahwa importasi beras yang dilakukan pemerintah tidak menolong atau tidak bisa menurunkan harga beras yang tidak terkendali sekarang ini.

Baca juga : DKPP Klaten Nyatakan Kenaikan Harga Beras Merupakan Mekanisme Pasar

"Tapi itu (impor beras) belum nendang untuk menurunkan harga, jadi problemnya bukan hanya total jumlah (impor beras) tetapi distribusi," ungkap dia.

Adapun solusi darinya untuk menjaga stabilitas pangan menjelang puasa dan lebaran, ia menyarankan pemerintah untuk memperkuat di simpul-simpul distribusi dan simpul-simpul konsumsi yang sangat rentan tentang pangan.

"Usul saya nanti bisa di-amplify, pemerintah perlu melakukan komunikasi yang lebih persuasif. Ingat sekarang dimana-mana bisa menggunakan TikTok, bisa menggunakan media sosial yang lainnya. Berikutnya, program operasi pasar murah atau SPHP yang mengantre panjang sehingga ada warga yang tidak mendapatkan barang merupakan komunikasi buruk yang perlu diperhatikan," pesannya. (Fal/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya