Ketika Rumah bukan lagi Investasi

BRAD Kingsley memutuskan menjual rumahnya di wilayah Mount Pleasant, South California, Amerika Serikat (AS), yang berharga US$1 juta atau Rp13 miliar. Kingsley lantas pindah ke sebuah rumah di pinggiran kota senilai US$350 ribu atau Rp4,6 miliar. “Kami sekarang bisa memelihara rumah dengan lebih santai, dengan biaya lebih efisien yang memungkinkan kami bisa berwisata tanpa memikirkan apa pun,” ucap Kingsley yang merupakan seorang konsultan keuangan di Maximizeyourmoney.com.

Pindah ke rumah lebih kecil dapat menjadi cara untuk menurunkan pengeluaran bulanan, khususnya bagi pensiunan. Walakin, tidak semua orang melakukannya.

Berdasarkan survei Merrill Lynch and Age Wave, sebanyak 49% responden yang mendekati masa pensiun tidak ingin pindah ke rumah yang lebih imut. Bahkan, 30% responden malah membeli rumah yang lebih besar saat pensiun. Alasannya, mereka menginginkan rumah yang lebih lapang agar dapat menampung kunjungan sanak saudara atau sekadar karena mereka kini mampu membeli rumah idaman (yang kebetulan lebih besar).

Pendiri serta Presiden Lang Capital, perusahaan konsultan investasi asal South Carolina, Pete Lang, mengatakan pada saat seseorang pensiun, kepemilikan rumah jangan lagi dipandang sebagai investasi. Sebaliknya, rumah malah perlu diperhitungkan sebagai beban pengeluaran.

Jika memiliki rumah besar dan mewah, sambung Lang, seseorang akan mengeluarkan biaya lebih banyak dan hal tersebut tanpa disadari akan menguras tabungan secara pasti.

Sementara itu, Brian Davis, seorang bloger properti, mengemukakan faktor lain yang membuat para pensiunan enggan berpindah rumah ialah keterikatan emosional. “Mereka sudah sangat nyaman di rumah tersebut, tempat anak-anak mereka tumbuh besar, tempat tinggal mereka,” tuturnya.

Namun, perasaan seperti itu, lanjut Davis, sebaiknya dipertimbangkan ulang seiring dengan usia yang menua. Selain risiko finansial, ada juga risiko kesehatan yang membayangi.

“Kesesuaian properti dengan usia penghuninya juga perlu dipertimbangkan. Manula akan lebih baik pindah ke kediaman tidak bertingkat selagi mereka sehat sebelum adanya tangga menjadi risiko tersendiri,” kata dia.

Terlebih lagi, imbuh Davis, para pensiunan yang tinggal di rumah mewah amat mungkin tidak dapat merawat kediaman mereka dengan maksimal. “Itu pasti akan membuat nilainya turun.” (CNBC/Pra/E-2)