Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HASIL Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023, pemegang saham telah menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024 yang disusun dengan mempertimbangkan beberapa asumsi makroekonomi. BEI memproyeksikan total pendapatan usaha yang akan diperoleh naik sebesar Rp153,38 miliar atau naik 11,86% menjadi Rp1,45 triliun pada 2024.
Rencana kerja yang akan dilakukan BEI, serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2024, masih tetap optimis secara hati-hati, dengan memperhatikan aktivitas perdagangan pada tahun 2023, serta kondisi perekonomian global pada tahun mendatang.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan BEI sejak Januari 2023, bertansformasi menjadi multiclass asset exchange. Saat ini BEI tidak hanya terkait bursa untuk ekuitas, surat utang dan/atau surat berharga, tetapi juga bursa karbon.
Baca juga: IHSG Dibuka Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Untuk asumsi tahun 2024, kata Iman, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada tahun 2024 mencapai Rp12,25 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 239 hari. Kemudian untuk asumsi jumlah penerbitan efek pada tahun 2024 menjadi sebanyak 230 efek dari 200 efek pada tahun 2023.
Efek ini terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), Efek Beragun Aset Syariah (EBA-S), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi Syariah (EBA-SP Syariah) serta Waran Terstruktur.
Baca juga: Beroperasi Pekan Depan, 18 Pelaku Usaha Siap Ikut Bursa CPO
“Khusus untuk pencatatan saham diasumsikan menjadi 62 perusahaan di 2024, dari 61 perusahaan di 2023,” kata Iman, Kamis (26/10).
Adapun, proyeksi total pendapatan usaha yang akan diperoleh sebesar Rp153,38 miliar atau naik 11,86% menjadi Rp1,45 triliun di tahun 2024. Dengan ini biaya usaha akan naik Rp114,41 miliar atau 9,61% menjadi Rp1,31 triliun.
“Sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp316,44 miliar, dan setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp57 miliar, maka perolehan laba bersih BEI pada tahun 2024 menjadi Rp259,44 miliar,” kata Iman.
Kemudian, target total aset BEI pada tahun 2024 sebesar Rp6,56 triliun atau naik 6,52% dari RKAT 2023-Revisi. Lalu saldo akhir kas dan setara kas (termasuk investasi jangka pendek) pada tahun 2024 mencapai Rp3,12 triliun.
Target tersebut diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat. Saat ini, dilakukan kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang mayoritas sudah rutin dilaksanakan secara virtual melalui media online.
“Bursa juga akan terus menerus secara aktif menarik Perusahaan Tercatat baru dari sektor New Economy, Start-Up, dan Renewable Energy,” kata Iman.
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024, BEI berfokus pada tema pengembangan yang telah ditetapkan pada Master Plan BEI 2021 – 2025, yakni “Menjadi entitas yang kompetitif dan dapat diandalkan dengan kredibilitas berkelas dunia”. Pelaksanaan rencana kerja tahun 2024 masih berfokus pada tiga prioritas, yakni Market Deepening, Investor Protection, dan Regional Synergy and Connectivity.
Secara garis besar inisiatif strategis yang akan dilakukan hingga beberapa tahun ke depan, bertujuan untuk terus mengembangkan integritas pasar, meningkatkan pelindungan investor, melakukan pengembangan sistem untuk memastikan penyampaian keterbukaan informasi bagi para investor, meningkatkan jumlah IPO dan pencatatan efek baru, pemanfaatan cloud computing, hingga melaksanakan kegiatan yang mendukung penerapan ESG.
“BEI juga terus berupaya memberikan layanan produk dan jasa kebursaan secara optimal kepada stakeholders melalui optimalisasi infrastruktur perdagangan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan,” kata Iman. (Z-10)
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved