Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PLATFORM manajemen impact.com dan Cube Asia, penyedia data pasar e-commerce untuk kawasan Asia Tenggara, baru-baru ini, merilis laporan penelitian mendalam untuk kawasan tersebut, termasuk pasar Indonesia yang bertajuk 'The Power of Influence – E-commerce Influencer Marketing in Southeast Asia’. Laporan ini mengungkapkan pemahaman komprehensif tentang dinamika antara konsumen, brand, influencer, dan tren yang muncul dalam lanskap digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Menurut hasil survei yang mencakup lebih dari 400 responden di Indonesia (dengan 22,75% berusia 18-24 tahun, 47,25% berusia 25-34 tahun, dan 21,50% berusia 35-44 tahun), disimpulkan bahwa sebanyak 87% responden memutuskan melakukan pembelian berdasarkan rekomendasi yang datang dari influencer dan selebriti terkemuka.
Produk yang paling sering dibeli oleh mayoritas responden adalah produk fesyen dan sepatu, mencapai angka 67%. Kemudian, produk kecantikan mendapat perhatian dengan 61% responden, sementara produk elektronik juga menarik minat pasar sebanyak 40%.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan pertumbuhan yang sangat signifikan dalam industri pemasaran influencer di seluruh Asia Tenggara. Kawasan yang penuh dinamika ini berada di garis depan revolusi pemasaran, dengan perkiraan nilai industri yang akan melebihi US$2,59 miliar pada 2024. Indonesia, khususnya, telah menjadi pemain utama dalam industri ini, berkat penetrasi smartphone, diperkirakan industri ini akan mencapai US$269 juta pada 2028. Peluang bagi brand untuk terhubung dengan audiens di pasar yang berkembang ini tidak tertandingi," kata Kepala Negara impact.com Indonesia Myre Gustam.
"Laporan terbaru kami tentang influencer menyoroti perubahan penting dalam preferensi konsumen Indonesia saat mereka berinteraksi dalam lanskap digital. Saat kami terus menjelajahi kompleksitas preferensi konsumen, kami bertekad untuk tetap menjadi pelopor dalam perjalanan yang terus berkembang dalam dunia influencer. Komitmen kami untuk memberikan konten yang otentik dan didukung oleh para ahli semakin kuat, sesuai dengan perubahan preferensi audiens kami yang terus berkembang," lanjutnya.
Poin-poin penting yang disampaikan responden untuk brand yang ingin menciptakan (atau memperluas) strategi influencer meliputi:
Youtube dan Instagram masih memimpin persaingan
Dari responden Indonesia yang berpartisipasi dalam survei, platform media sosial dan konten yang paling sering digunakan adalah YouTube dan Instagram, dengan tingkat penggunaan mencapai 91%.
Selain itu, TikTok juga mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan tingkat penggunaan mencapai 86%.
Perlu ditekankan bahwa angka-angka ini jauh melampaui penggunaan Facebook, yang saat ini hanya mencapai 76%.
Konsumen Indonesia menyambut baik kebangkitan influencer berbasis AI (Kecerdasan Buatan)
Sebagian besar dari responden menunjukkan sikap netral atau bahkan mendukung kemungkinan munculnya jenis influencer tersebut, dengan 88% dari responden menyatakan netral atau mendukung.
Di sisi lain, hanya sebagian kecil, kurang dari 18%, yang merasa kecewa atau sedih ketika mengetahui bahwa influencer yang mereka ikuti adalah AI.
Yang menarik, lebih dari 21% responden bahkan merasa senang dan antusias tentang prospek penggunaan AI di dunia influencer.
Temuan ini menggambarkan bahwa konsumen Indonesia memiliki sikap yang terbuka dan menerima terhadap kehadiran teknologi ini.
Keaslian dan keahlian merupakan aspek yang paling diutamakan oleh konsumen
Dalam konteks dunia influencer online dan pengikut selebritas, faktor keaslian dan keahlian telah menjadi prioritas utama bagi konsumen ketika responden memilih dengan siapa mereka ingin berinteraksi.
Sebanyak 79% responden dalam survei menekankan pentingnya "ulasan produk atau layanan yang jujur" sebagai faktor utama yang memengaruhi keputusan mereka dalam mengikuti influencer dan selebritas.
Di posisi berikutnya, 69% responden menyebutkan "keahlian dalam topik atau niche tertentu" sebagai faktor yang memengaruhi keputusan mereka.
Angka-angka ini jauh melampaui faktor-faktor lain seperti humor (53%), penampilan (51%), dan gaya hidup (37%), dengan sangat jelas menunjukkan peran krusial yang dimainkan oleh keaslian dan keahlian dalam membentuk followers online.
Selain menyajikan hasil survei yang komprehensif, laporan ini juga menggabungkan berbagai informasi dan wawancara mendalam dengan brand dan influencer. Semua ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan pemasaran influencer. (RO/Z-1)
Ketum APPBI Alphonzus Widjaja meminta kepada pemerintah untuk menunda kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari yang sebelumnya 11 persen menjadi 12 persen.
Meskipun pemerintah masih memberlakukan kebijakan AA, ada data yang menunjukkan pertumbuhan belanja pemerintah masih cukup tinggi bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan 2023.
Salah satu aspek penting dalam pengelolaan keuangan adalah bagaimana cara menghemat pengeluaran bulanan, terutama untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Dunia fashion preloved semakin berkembang dengan adanya berbagai acara dan pasar yang mendukung penjualan barang-barang preloved berkualitas.
KETUA Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyayangkan peraturan dari pemerintah yang tidak bisa menyelesaikan permasalahan impor ilegal.
Selain itu, metode pembayaran yang mudah dilakukan juga turut mendorong konsumen untuk lebih memilih belanja secara daring.
Survei Visa mencatat transaksi belanja masyarakat di e-commerce melampaui transaksi di toko offline pada Lebaran lalu. Ini menunjukkan adanya pergeseran perilaku menuju belanja virtual.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan transformasi digital, upaya untuk mendorong pilihan produk lokal semakin mendapat perhatian yang serius.
Menurut NielsenIQ Indonesia, sepanjang tahun 2023, sebagian besar konsumen di Indonesia memilih untuk berbelanja melalui platform daring
Platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan TikTok Shop di Indonesia terus berinovasi dengan fitur-fitur baru serta program-program unggulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved